Ayah Kandung Layanan Terpadu
Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-08-15 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :
KAKI Catharina Leimena kecil tak henti diserang gatal. Kala itu, sekitar 1943, Jepang masih menduduki Nusantara. Penyakit kulit mewabah. Gatal yang terus digaruk berujung luka menganga. “Bukan saya saja, saudara-saudara juga, tukang, semua borokan,” kata Catharina, Senin, 10 Agustus lalu.
Catharina, perempuan yang September nanti genap berusia 84 tahun, masih ingat betapa wabah penyakit kulit itu membuat ayahnya, Johannes Leimena, yang baru didapuk memimpin Rumah Sakit Tangerang, makin sibuk. Racikan dokter Leimena yang dijajal ke anak-anaknya terbukti manjur, bisa menyembuhkan gatal dan borok di kulit. Kabar tentang obat mujarab ini pun menyebar, banyak yang menjulukinya sebagai salep Leimena.
Dr. Leimena (depan, ketiga dari kanan) sebagai delegasi Perjanjian Renville. Istimewa
Remy Jesaja Leimena, dokter yang juga adik Catharina, mengatakan obat itu merupakan racikan sederhana salicyl zwavel zalf, kombinasi acid salicyl dan sulfur praecipitatum. “Itu salep kulit,” kata Remy, yang pernah menjabat Direktur Utama Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia, Jakarta.
Bukan hanya soal salep, Jo—begitu Johannes Leimena biasa dipanggil—juga kondang karena selalu siap sedia kapan pun tenaganya dibutuhkan. Namun Peristiwa Lengkong pada 25 Januari 1946 yang belakangan membelokkan jalan hidupnya untuk kembali ke pusaran politik.
Ketika itu, Rumah Sakit Tangerang merawat sejumlah taruna Akademi Militer Tangerang yang terluka dalam pelucutan senjata secara damai yang berakhir dengan pertempuran di markas Jepang, Desa Lengkong. Seorang taruna yang dirawat, Soekadi, akhirnya tak tertolong dan menambah jumlah korban tewas menjadi 37 orang dalam pertempuran yang dipimpin Mayor Daan Mogot itu.
Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Purnawirawan) Profesor Dr Satrio menyaksikan bagaimana Leimena, seniornya di The School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA), turun langsung ke meja operasi yang minim alat. “Lampu penerangan operasi adalah lampu biasa dengan ‘kukusan’ sebagai reflektor,” tulis Satrio dalam Buku Kenangan Dr. Leimena yang terbit pada 1979, dua tahun setelah Leimena meninggal.
Terpukul oleh gugurnya para perwira muda dan taruna dalam Peristiwa Lengkong, Presiden Sukarno mendatangi Rumah Sakit Tangerang. Ini menjadi perkenalannya dengan Leimena, dokter kelahiran Ambon yang dalam dua dekade selanjutnya berkutat mengurus banyak persoalan Republik.
•••
“RUSTIG, rustig, rustig.”
Kosakata Belanda yang berarti tenang itu selalu meluncur dari bibir Johannes Leimena di hampir setiap kesempatan,…
Keywords: Menteri Kesehatan , Pahlawan Nasional, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…