Pelanduk Yang Terjepit Dua Gajah Di Silicon Valley
Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-08-15 / Halaman : / Rubrik : FT / Penulis :
Zhang Lelin (35), software engineer dari Cina, merasa tak nyaman berada di Silicon Valley saat ia pertama kali mendengar adanya penggerebekan besar yang dilakukan oleh FBI di rumah tetangganya, sesama warga Cina, pada 2019 lalu.Target penangkapan FBI tersebut - yang sekarang menunggu proses persidangan - adalah Zhang Xiaolang. Dia dituduh mencuri data rahasia dagang saat meninggalkan Apple untuk bergabung bersama perusahaan startup mobil listrik Cina. Menurut Zhang Lelin yang bekerja di Amazon, kejadian itu tak ubahnya skenario film dan dia menduga bahwa insiden tersebut memang sengaja didesain untuk memberi peringatan pada semua pekerja-pekerja teknologi lain dari Tiongkok. Kekhawatiran Lelin diperkuat oleh adanya beberapa kasus besar lainnya yang melibatkan tuduhan pencurian hak intelektual oleh Cina, dan ditambah dengan meruncingnya hubungan antara Washington dan Beijing. Keretakan bilateral ini berefek pada perusahaan-perusahaan, investor, dan pekerja Cina di Silicon Valley.
Facebook Buka Kantor di Indonesia
“Selama bertahun-tahun Silicon Valley dimotori oleh tiga “mata uang” utama: koding, koneksi, dan cash alias uang tunai. Para programmer dari Cina banyak menghasilkan poin pertama dan pengusaha modal ventura Cina membawa pemasukan poin yang ketiga. Hal itu membuat the valley menjadi tempat mudah bagi mereka berbaur,” ucap Matt Sheehan, penulis buku kolaborasi Cina dan California The Transpacific Experiment.Namun, sejumlah insiden dalam dua tahun belakangan mengubah formula tersebut. “Yang pertama adalah perang dagang yang menghentikan masuknya modal ventura yang kemudian merumitkan banyak hal untuk perusahaan-perusahaan besar. Saat ini ketegangan mulai turun hingga ke level pekerja individual,” kata Sheehan. Ini bukanlah kali pertama ketakutan pemerintah Amerika Serikat terhadap teknologi berubah menjadi kecurigaan terhadap imigran dengan koneksi ke Cina. Pada 1999 silam, seorang peneliti berkewarganegaraan Taiwan-Amerika, Wen Ho Lee, yang bekerja di laboratorium perancangan bom nuklir Los Alamos, ditangkap karena dicurigai menjadi mata-mata untuk Beijing. Dia ditempatkan di ruang isolasi selama sembilan bulan. Namun, dakwaan tersebut tidak terbukti karena kecurigaan mereka hanya didasari kedekatan Lee dengan peneliti-peneliti Cina. Keberadaan warga Cina di Silicon Valley makin diusik oleh sebuah usulan resmi yang datang dari Departemen Perdagangan yang ditakutkan akan menjadi basis hukum bagi perusahaan-perusahaan teknologi AS untuk mensegregasi bahkan memecat mereka. Departemen Perdagangan Amerika sudah mengungkapkan keinginan mereka untuk memperluas kontrol ekspor terhadap “teknologi-teknologi multiguna” - untuk kebutuhan sipil dan militer - hingga teknologi-teknologi dasar dan baru. Departemen ini juga menyasar kecerdasan buatan (AI) dan chip mikroprosesor. Ke depan, akibat aturan ini, bisa saja industri teknologi harus mengajukan lisensi untuk pekerja asing mereka yang datang dari negara non-NATO. Obrolan biasa mengenai teknologi antara warga Amerika dengan warga asing dianggap komoditas ekspor oleh peraturan pemerintah AS, bisa jadi tak akan leluasa lagi. Bahkan bisa saja warga negara Cina diklasifikasi sebagai yang paling sensitif, selevel dengan warga Rusia dan warga Iran.
Keywords: Perang Dagang Amerika vs Cina, Donald Trump, 
Foto Terkait
Artikel Majalah Text Lainnya
Tillema, Multatuli Fotografi
1994-05-14Koleksi foto h.f. tillema berharga karena ia memotret segi-segi "buruk" di tanah hindia belanda. tapi…
Menggoda Kejujuran Fotografi
1994-02-05Pameran teknologi merekayasa karya foto, di new york, membuka peluang manipulasi foto hampir tanpa batas.…
Kesaksian Sebastiao Salgado
1994-03-19Fotografer yang doktor ekonomi ini mengabadikan wajah-wajah yang menyumbang pada keuntungan perusahaan, dan mereka hanya…