Realitas
Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-09-05 / Halaman : / Rubrik : CTP / Penulis :
Tuhan tak henti-hentinya bermain dadu
dengan hukum yang sudah ditetapkannya sendiri.
EINSTEIN mengemukakan itu dalam surat delapan halaman yang ditulis tangan di tahun 1945. Itu bagian sikapnya yang termasyhur yang menolak theori mekanika kuantum yang di paruh pertama abad ke-20 dikembangkan para fisikawan muda yang kerap bertemu di Kopenhagen—pengetahuan yang di masa itu masih baru, aneh, cemerlang, membingungkan.
Sebenarnya ia hanya mengulang keyakinannya sejak 1926. Dalam surat menjawab Max Born, matematikawan Jerman dan salah satu pelopor fisika baru itu, ia menegaskan, “Saya, kapan pun, yakin bahwa Ia, [Tuhan], tak bermain dadu.”
Ia memang ikut merintis jalan menukik ke dalam fenomena alam yang jauh lebih renik ketimbang atom—fenomena “sub-atomik” dalam ukuran kuantum. Tapi ia tak setuju dengan kesimpulan fisika ala Born.
Dalam lalu lintas sub-atomik ini, menurut Born, “jantung” mekanika kuantum berdetak secara acak, bak dadu yang dilempar ke lantai. Berlawanan dengan fisika klasik yang berurusan dengan dunia fisik sehari-hari, mekanika kuantum tak kenal hukum sebab dan akibat yang pasti. Yang ada hanyalah “mungkin”.…
Keywords: Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Xu
1994-05-14Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…
Zlata
1994-04-16Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…
Zhirinovsky
1994-02-05Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…