Hutan Itu Supermarketnya Orang Dayak

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-10-10 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :


BEBERAPA hari setelah Ketua Komunitas Adat Laman Kinipan, Effendi Buhing, ditangkap paksa oleh polisi, akhir Agustus lalu, pemimpin besar Pasukan Merah setanah Dayak, Pangalangok Jilah, terbang ke Jakarta. Dia datang untuk menemui sejumlah tokoh di negeri ini, termasuk Presiden Joko Widodo, buat mengadukan penangkapan tersebut dan memprotes pembabatan hutan di Kalimantan Tengah. “Buat saya, ini fatal karena sudah berlebihan merusak alam dan sangat membabi-buta,” kata Pangalangok Jilah, 40 tahun, saat ditemui Tempo, Senin, 10 September lalu.
Hutan Kalimantan, menurut dia, memiliki arti penting bagi masyarakat Dayak, juga dunia. Tak hanya sebagai paru-paru dunia, hutan di Tanah Borneo juga menjadi sumber penghidupan masyarakat yang hidup dari berburu dan meramu. Kini, selain kehilangan sebagian “supermarket” yang memasok kebutuhan harian tersebut, masyarakat Dayak dihadapkan pada konsekuensi banjir dan tanah longsor akibat pembabatan hutan.
Kepada wartawan Tempo, Nur Alfiyah dan Isma Savitri, Pangalangok Jilah menjelaskan pentingnya hutan bagi masyarakat Dayak dan proses pengangkatannya sebagai pangalangok, pemimpin tinggi masyarakat Dayak. Dia juga mengungkapkan mimpinya menyatukan seluruh masyarakat Dayak yang terkotak-kotak dan keinginannya agar tak ada lagi hutan yang digusur menjadi perkebunan sawit. “Ketika saya sudah tua, saya ingin melihat orang-orang Dayak sudah menjadi tuan di tanahnya sendiri,” ujar pria bernama asli Agustinus itu.

Apa yang membuat Anda jauh-jauh datang dari Kalimantan ke Jakarta untuk kasus Effendi Buhing?
Kasus ini sudah lama. Ada permasalahan sangat besar antara masyarakat adat dan PT Sawit Mandiri Lestari yang dibiarkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Ini tanggung jawab saya sebagai panglima Dayak atau Pangalangok Jilah untuk mempertahankan hutan itu. Semua harus terjaga, alam harus seimbang. Saya lahir di hutan dan hidup di hutan. Saya enggak bisa sembarangan menebang. Satu pohon saja harus saya hormati. Tapi orang datang main tebang saja. Mereka menghantam hutan menggunakan alat. Habis semua hutan. Nangis hati ini. Ndak bisa saya biarkan.
Sewaktu mendapat kiriman…

Keywords: Suku Adat DayakPemerintah Provinsi Kalimantan TengahKementerian Lingkungan Hidup dan KehutananJokowiKebakaran HutanPengelolaan Hutan
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…