Penanganan Pandemi Harus Diawasi
Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-10-10 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :
TJANDRA Yoga Aditama mengakhiri tugasnya sebagai Direktur Penyakit Menular Badan Kesehatan Dunia (WHO) Regional Asia Tenggara di tengah masa pandemi Covid-19 pada Kamis, 1 Oktober lalu. Dua pekan sebelumnya, ia telah pulang ke Jakarta dari tempatnya bertugas lima tahun terakhir di New Delhi, India. Ia terpaksa menumpang pesawat repatriasi karena pemerintah setempat masih belum membuka penerbangan komersial dari Bandar Udara Internasional Indira Gandhi. “Saya bisa jadi orang ilegal di sana karena visa sudah habis, he-he-he…,” kata Tjandra, 65 tahun, dalam wawancara khusus dengan Tempo, Kamis, 8 Oktober lalu.
Sejak akhir Maret lalu, Tjandra menyaksikan pemerintah India menerapkan kebijakan lockdown yang sangat ketat. Di sekitar tempat tinggalnya di Nizamuddin East, ia jarang mendapati orang lalu-lalang. Tjandra mengatakan tes usap polymerase chain reaction (PCR) di India juga tak semahal di Tanah Air. Dua hari sebelum kepulangannya, petugas klinik swasta mendatangi kediamannya untuk mengambil sampel dari rongga hidung dan mulut. Sampel diambil pada pukul 10.00. Tak sampai delapan jam kemudian, keluar hasil tes: negatif. “Biayanya Rp 480 ribu,” ucap bekas pejabat eselon I di Kementerian Kesehatan ini lewat konferensi video.
Selama pandemi merebak, Tjandra bertanggung jawab memastikan pelayanan kesehatan untuk penyakit menular, seperti tuberkulosis (TBC), virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan malaria, di 11 negara anggota tetap berjalan. Ia tak terlibat khusus dalam penanganan Covid-19 karena sudah ada Direktur Keamanan Kesehatan dan Tanggap Darurat. Tapi ia mengikuti perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia lewat pemberitaan dan grup percakapan WhatsApp. Tjandra, misalnya, menyambut baik keputusan pemerintah meminta bantuan WHO untuk penyediaan peralatan tes cepat antigen.
Dalam perbincangan selama dua jam dengan wartawan Tempo, Mahardika Satria Hadi, Nur Alfiyah, dan Abdul Manan, Tjandra mengatakan rapid test berbasis antigen bisa mempercepat pengetesan dan pelacakan kasus positif untuk memutus rantai penularan Covid-19. Bekas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan ini juga menanggapi peluang vaksin, pembentukan satuan tugas, serta pentingnya mengawasi penanganan wabah sejauh ini. Wawancara dilengkapi dengan percakapan lewat telepon pada Jumat, 9 Oktober lalu.
Bagaimana dampak lockdown terhadap pengendalian jumlah kasus Covid-19 di India?
Saya awalnya agak ragu, apa bisa orang dipaksa tinggal di rumah. Sewaktu lockdown nasional terjadi, banyak orang memang tinggal di rumah. Tapi, setelah lockdown, jumlah kasus positif di India tetap naik. Lockdown lagi fase kedua, ketiga, dan kasus tetap naik. Akhirnya lockdown dibuat parsial. Sampai hari ini, bandara internasional di New Delhi masih tutup untuk penerbangan komersial. Satu-dua bulan terakhir baru beberapa negara yang ada penerbangan langsung, misalnya kerja sama India dan Amerika Serikat.
India menggeser Brasil sebagai negara kedua dengan jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak setelah Amerika Serikat. Apa yang sebenarnya terjadi di sana?
India jumlah penduduknya 1,3 miliar dan kesenjangannya tinggi. Saya kira itu salah satu faktor yang membuat jumlah kasusnya tidak mudah terkendali. Tapi harus diakui jumlah tesnya lebih banyak dari Indonesia. Kalau tesnya lebih banyak, akan lebih banyak kasus yang terlihat. Lalu angka kematian di India juga rendah.
Mengapa bisa begitu?
Saya tidak tahu pasti. Tapi salah satunya karena yang sakit Covid-19 sebagian…
Keywords: Tjandra Yoga Aditama, Tjandra, Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Vaksin Covid-19, Badan Kesehatan Dunia (WHO), #CuciTangan, #PakaiMasker, #JagaJarak, Kabar Pandemi, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…