Arka Kinari, Romantisme Jalur Rempah
Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-10-17 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :
“Semua jari tanganku sampai ada bekasnya untuk rapid test, padahal baru sebulan masuk Indonesia,” kata Nova Ruth Setyangingtyas, melalui sambungan telepon, 1 Oktober lalu. Musikus asal Malang, Jawa Timur, itu tertawa kecil. Tak semata karena mesti berkali-kali menjalani tes cepat pengujian Covid-19, tapi lantaran Nova selama beberapa bulan terakhir tinggal di lautan. Rumahnya adalah kapal sepanjang 18 meter bernama Arka Kinari, yang artinya bertahan hidup di dalam kapal. Bahtera berumur 73 tahun itulah yang membawanya pulang kampung ke Indonesia, setelah lebih dari setahun mengarungi samudra. “Aku tetap harus rapid test. Padahal di lautan kan sebenarnya enggak ketemu siapa-siapa kecuali ikan.” Nova tak sedang bertamasya. Arka Kinari membawanya menjelajahi lautan sejak bertolak dari Pelabuhan Rotterdam, Belanda, 23 Agustus tahun lalu. Bersama Arka Kinari, musikus hip-hop itu menjalani mimpinya: menyebarluaskan pesan untuk menjaga bumi, bijaksana dengan sampah, dan mengasihi lautan. Misi itu dia rawat bersama sang suami yang musikus sekaligus komposer asal Amerika Serikat, Grey Filastine. Mereka disokong tim relawan yang ikut serta dalam pelayaran: Benjamin Blankenship, Claire Fausat, Sarah Payne, Titi Permata, I Made Bradley, dan Tommy Panjang.
Arka Kinari berlayar di Atol Pasifik, 24 Agustus lalu. Grey Filastine
Benjamin adalah kapten armada Arka Kinari merangkap pemain tambahan di pentas musik Grey dan Nova. Bukan hanya dia yang merangkap jabatan. Claire yang seorang pelaut juga merangkap manajer panggung. Begitu pula anggota kru lainnya, sebagian besar punya peran dalam setiap pertunjukan musik Nova dan Grey. Kadang mereka bermain musik, tapi ada kalanya unjuk gigi pentas teatrikal. Adapun Titi, yang dulunya aktivis lingkungan, adalah manajer proyek Arka Kinari. “Kami betul-betul gotong-royong. Selama di kapal pun saya sering bertugas memasak dan beres-beres,” ujar Nova. Tim Arka Kinari masuk ke perairan Indonesia melalui Sorong, Papua Barat, pada 1 September lalu. Di sana mereka sempat melempar sauh dan menghabiskan waktu lebih dari sepekan lamanya. Selama di Sorong, Nova dan kawan-kawan sempat menggelar konser mini. Baru kemudian mereka menyentuh titik lain seperti Banda Neira (16-23 Agustus), Selayar (27 September-3 Oktober), Makassar (5-10 Oktober), dan Benoa (20-31 Oktober). Perjalanan mereka rencananya akan ditutup di Surabaya pada 7 November 2020. Dalam perjalanan antarlokasi, ada kalanya tim Arka Kinari mampir ke satu daerah, seperti Gili Gede, Nusa Tenggara Barat, yang mereka datangi setelah bertolak dari Makassar. Keberangkatan itu berkesan bagi Nova, karena saat di Makassar kapal mereka terlebih dulu diberkati oleh para bissu yang dipimpin Puan Mattoa Bissu. Berjumpa dan berinteraksi dengan masyarakat setempat menjadi satu hal yang diharapkan Nova dan Grey. “Pengalaman perjalanan ini lebih mengena. Karena ditempuh lewat jalur laut, saturasi perbedaan budaya antardaerah jadi terasa berbeda,” kata Nova.
Keywords: Pelayaran, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…