Suara Kritis Untuk Omnibus

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-10-31 / Halaman : / Rubrik : PT / Penulis :


PENGESAHAN omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja pada 5 Oktober lalu memantik kritik dan protes dari berbagai kalangan. Bukan hanya mahasiswa, berbagai elemen buruh, dan kelompok masyarakat sipil, para seniman pun turut menyuarakan sikap atas pengesahan undang-undang sapu jagat yang mereka nilai hanya akan menguntungkan pengusaha dan investor itu.
Melanie Subono, misalnya, meluapkan kekesalannya melalui Instagram. Penyanyi dan pegiat lingkungan yang bertahun-tahun mengadvokasi hak-hak buruh ini menilai omnibus law lebih banyak merugikan para pekerja. “Undang-undang itu berstandar ganda, menguntungkan sepihak dan merugikan pihak lain. Masalahnya, yang dirugikan adalah pihak mayoritas di Indonesia,” katanya, Kamis, 22 Oktober lalu.
Ia antara lain menyoroti pasal-pasal yang mengatur soal lembur, pesangon, cuti, pensiun, serta kesejahteraan dan jaminan pekerjaan untuk buruh. “Gua juga keberatan saat tenaga kerja asing boleh masuk tanpa membayar pajak penghasilan,” ujar Melanie, 44 tahun. Ia juga mengkritik pasal yang mengatur alih fungsi hutan lindung menjadi kawasan pertambangan.
Melanie kali ini tidak ikut berdemonstrasi. Ia memilih mengedukasi masyarakat…

Keywords: Efek Rumah KacaDPRJokowiDemonstrasi MahasiswaOmnibus LawUndang-Undang Cipta Kerja
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
MEMPERBAIKI KETURUNAN
1994-05-14

Penyanyi ruth sahanaya ,27, menikah dengan jeffrey waworuntu, 29, di bandung. resepsi di hotel papandayan…

N
NOVELNYA LARIS UNTUK SINETRON
1994-05-14

Y.b. mangunwijaya genap berusia 65 tahun. perayaan ulang tahunnya berlangsung di hotel santika, yogyakarta, dengan…

P
PENYAIR JUGA BAYAR LISTRIK
1994-05-14

Penampilan rendra, 59, di panggung gedung olahraga kridosono, yogyakarta, memukau penonton. ia membawakan beberapa sajaknya…