Masa Depan Uang Dan Peran Teknologi Finansial
Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-10-31 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :
Guangzhou, Cina, Desember 2018. PADA suatu sore, saya berjalan menuju stasiun kereta. Di sepanjang trotoar, pedagang kaki lima berjejer. Ada yang berjualan gorengan, jagung bakar, ubi rebus, dan macam-macam penganan. Yang menarik mata saya, di hampir semua gerobak terpampang banner QR AliPay, WeChat Pay, dan lainnya. Para pembeli membayar gorengan dengan memindai kode respons cepat (QR) memakai telepon seluler mereka, lalu si penjual yang pelit senyum tinggal bilang: “Xie xie.”
Sekarang, dua tahun kemudian di Tanah Air, itu bukan lagi pemandangan yang istimewa. Kalau kita membeli gorengan di Warung Bu Gendut di Blok M, ramai juga pembeli membayar dengan memindai kode QR memakai ponsel mereka, lalu si penjual yang murah senyum tinggal bilang: “Matur nuwun.” Di Guangzhou dan Blok M, kita menyaksikan bagaimana teknologi keuangan alias financial technology (fintech) telah mendemokratisasi—atau supaya jangan sampai ada tuduhan bahwa artikel ini sedang mempolitisasi fintech, kita sebut saja melakukan “gorenganisasi”—dunia keuangan. Fintech di Indonesia bertumbuh pesat dalam dua-tiga tahun belakangan. Saat mengikuti World Economic Forum (WEF) 2019 di Dalian, Cina, saya menyimak pidato Klaus Schwab, Executive Chairman WEF. Dia mengatakan pusat pertumbuhan ekonomi digital dunia bukan lagi di Cina atau India, tapi di Asia Tenggara—yang daya dorong terbesarnya datang dari Indonesia. Banyak ahli melihat Indonesia dan Cina memiliki lanskap keuangan yang mirip. Ini diyakini merupakan lahan subur bagi pertumbuhan fintech—antara lain karena rendahnya penetrasi dunia keuangan konvensional. Indonesia hari ini seperti Cina delapan-sepuluh tahun lalu. Dengan kata lain, ruang-tumbuh fintech di Tanah Air masih begitu besar di masa depan. Gorenganisasi Berbagai data menunjukkan pertumbuhan pesat fintech cenderung berbanding lurus dengan kenaikan tingkat inklusi keuangan. Mari kita periksa datanya.
Di wilayah e-money,…
Keywords: Fintech, Bank Indonesia, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…