Guncangan Di Kaki Eiffel

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-11-07 / Halaman : / Rubrik : INT / Penulis :


INTAN Puri Hapsari kembali disibukkan oleh aktivitas dua anaknya yang mulai bersekolah lagi di Kota Paris, Prancis, setelah sempat lama diliburkan akibat pandemi Covid-19. Kegiatan warga kota sudah berjalan normal setelah digegerkan oleh serangan brutal sejumlah imigran yang membawa-bawa nama Islam di Paris dan Nice pada Oktober lalu. “Keadaannya kondusif. Tidak ada yang menyebut muslim memicu masalah serangan teror. Sikap warga Prancis terhadap imigran pun biasa saja,” kata Intan, warga negara Indonesia yang sudah 12 tahun tinggal di sana, saat dihubungi Tempo pada Rabu, 4 November lalu.
Samuel Paty, guru sejarah di sekolah Bois-d’Aulne di utara Paris, tewas dibunuh oleh Abdoullah Anzorov, remaja imigran asal Republik Cek, pada 16 Oktober lalu. Dua pekan kemudian, Brahim Aoussaoui menyerang dan membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice.
Dua insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Prancis dan komunitas muslim menyusul pernyataan Presiden Prancis Emannuel…

Keywords: PrancisRadikalismeKebebasan BerekspresiTerorisme
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…