Yang Muda, Yang Enteng, Yang Bergembira

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-11-21 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :


NAMA-NAMA itu tak dikenal dalam peta tari kontemporer Indonesia: Cahya Maulidian (Kendal), Thoriq (Pasuruan), Echa (Samarinda), Miftanul Jannah (Banyuwangi), kelompok Grasak Grusuk (Solo), Lidya (Ngawi), Irma Septiana (Mataram), dan masih banyak lagi. Ada 33 nama. Tidak semuanya penari. Mereka berlatar belakang beragam: guru, pelajar, psikolog, pengelola sanggar, dokter gigi, dan lain-lain. Mereka berpartisipasi dalam karya koreografer Korea Selatan, Eun Me Ahn, yang menjadi pembuka Indonesia Dance Festival (IDF) 2020. Judulnya: 1.59. Oleh Ahn, mereka masing-masing diberi waktu 1 menit 59 detik untuk mengekspresikan diri.  
Kita melihat tak semuanya mampu menyajikan sebuah tari dalam pengertian koreografi. Harus dimaklumi. Ada yang penampilannya hanya seperti di TikTok atau rekaman selfie di YouTube. Beberapa cara pengambilan kamera juga lemah dalam estetika. Mengapa Ahn tidak memberi mereka waktu 1, 2, atau 3 menit? Menurut Ahn, 1 menit 59 detik adalah rata-rata waktu perhatian seseorang dalam menonton satu video di platform Internet sebelum beralih ke video berikutnya. Waktu itu cukup bagi seseorang untuk mengekspresikan perasaan mendalam dan membagi isu yang sangat dekat dengan diri sendiri.

Pementasan Li Tu Tu oleh Ayu Permata Sari dalam rangkaian acara IDF2020 (IndonesianDanceFestival) dengan tema DAYA: Cari Cara di Studio Hanafi, Depok. Tempo/Nurdiansah
Kenyataannya, saat disajikan ke publik hanya dalam 1 menit 59 detik, gagasan isu yang dekat itu banyak yang kurang jernih dan tak mudah dipahami. “Ini IDF edisi pandemi. Mengajak setiap orang dari berbagai lapisan menari bersama. Mempertahankan kejiwaan dalam menghadapi wabah. Ahn membuka karya ini seluas-luasnya bagi publik, dari umur 15 sampai 75-an tahun,” kata Maria Darmaningsih, pendiri dan pengarah IDF 2020. Eun Me Ahn semula memilih 60 peserta. Setelah melalui enam kali workshop, jumlahnya berkurang menjadi 33. Agaknya, dalam workshop, Ahn banyak memberikan pengarahan tapi…

Keywords: Seniman Tari
Rp. 15.000

Foto Terkait


Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.