Rusini, Bedhaya Sepuh Dan Kepekaan Rasa Gending

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-12-05 / Halaman : / Rubrik : TAR / Penulis :


TIRTA artinya air kehidupan. Teja artinya cahaya. “Teja itu berbeda dengan kencana. Sama-sama bermakna sinar. Namun, sementara kencana lebih berupa sinar yang muncul dari logam, teja adalah sinar yang lembut. “Itu dikatakan Rusini dalam film dokumenter Rusini: Menari untuk Semesta . Fawarti Gendra Nata Utami—seorang pemerhati tari dan pengorganisasi seni pertunjukan dari Solo—menggagas pertunjukan itu. Pertunjukan ini juga menyajikan film dokumenter. “Perjalanan hidup dan kepenarian saya mengalir dari atas ke bawah mengisi yang kosong seperti jalan air. Sifatnya merendah, ayem, tentrem, dan damai,” tutur Rusini. Bedhaya Tirta Teja juga disebut Bedhaya Sepuh. Dinamakan demikian karena tari karya Rusini itu dipentaskan oleh sembilan perempuan yang rata-rata berusia 60 tahun ke atas. Mereka antara lain Rusini, 71 tahun, Tantin Sri Marwanti (67), Endang Saraswati (64), Sri Setyoasih (59), Endang Mintarsih (63), Suharini (69), Tining Umiwati (62), Theresia Sri Kurniati (65), dan yang paling muda Cahyaningtyas Dwi Ana Krisyanti (51). Tari itu dibuat Rusini sebagai sesaji permohonan kepada Tuhan agar sinar kehidupan senantiasa mengalir dan masyarakat terbebas dari segala penyakit dan ketakutan. Tari diawali dengan dua penari membersihkan jalan dengan dua sapu lidi. Ekspresi penari terlihat khusyuk—seolah-olah semakin tua semakin mampu memaknai bedhaya sesungguhnya. Terlebih lagi di masa pandemi ini adalah jalan manembah dan laku doa. Rusini bisa disebut seorang maestro yang menguasai khazanah tari putri tradisi gaya Keraton Kasunanan Surakarta dan gaya Mangkunegaran. Ia sedari muda belajar kepada mpu-mpu keraton. Tapi benar kata Fawarti Gendra Nata Utami, Rusini sejatinya menari sejak dalam kandungan. Ia adalah putri sulung pasangan penari wayang wong legendaris, yakni mendiang Rusman Harjo Wibakso dan Yohana Darsi Pudjorini. Rusman-Darsi adalah penari Gatotkaca-Pregiwa yang menjadi ikon Wayang Orang Sriwedari. Mereka berdua penari kesayangan Sukarno. Keduanya sering diundang ke istana. Sejak kecil panggung Sriwedari telah terinternalisasi dalam dunia Rusini. Selepas SMA baru ia berlatih bedhaya dan serimpi di Keraton kepada Ibu Darso Saputro. Dari sini Rusini tertempa menari bedhaya dan serimpi.

Pentas Bedhaya Tirta Teja. Youtube fafautami
Bedhaya Sepuh Tirta Tedja bukan karya pertama Rusini yang bertolak dari dunia bedhaya. Sebelumnya ia menciptakan banyak karya berformat bedhaya, di antaranya Bedhaya Bangun Tulak, Bedhaya Saraswati, Bedhaya Ladrang Mangunkung, dan Bedhaya Tejaningsih. Bedhaya Tejaningsih misalnya diciptakan oleh Rusini pada 2006 atas permintaan keluarga besar Mooryati Soedibyo untuk keperluan penobatan atau jumenengan Gusti Tejawulan. Pertunjukan tari Bedhaya Tejaningsih saat itu dilangsungkan di ndalem Wuryaningrat, sebelah timur taman Sriwedari Surakarta. Gending Jawa digarap oleh B. Subono dan Takariadi Saptodibyo. Di lingkungan Keraton Kasunanan, Rusini pernah terlibat pemadatan tari serimpi. Dipelopori mendiang Gendon Humardani pada 1971, atas izin Sri Susuhunan Paku Buwana XII untuk keperluan dikenalnya tari-tarian Keraton ke publik luas, lembaga kesenian Pusat Kesenian Jawa Tengah dan Akademi Seni…

Keywords: Seniman Tari
Rp. 15.000

Foto Terkait


Artikel Majalah Text Lainnya

D
Diversions: Khas, Cerdas, dan Nakal
1994-02-05

Sedang tumbuh di eropa grup-grup tari kelompok kecil. salah satunya yang datang di jakarta pekan…

Y
Yang Terbebani dan Tak Terbebani Tradisi
1994-01-29

Sembilan penata tari pemenang lomba tari dinas kebudayaan dki jakarta mementaskan karya masing-masing di tim.…

B
Baguru ka Alam Tradisi
1994-06-04

Untuk ke sekian kalinya gumarang sakti diundang dalam festival internasional. tak salah pendekatan gusmiati pada…