Nyanyi Sepi Gembala Papua
Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-12-26 / Halaman : / Rubrik : NAS / Penulis :
GRUP WhatsApp “Pastores se-Papua” mendadak lebih ramai dari biasanya pada akhir November lalu. Grup yang beranggotakan ratusan imam di Papua itu mempersoalkan kekerasan yang terus terjadi di wilayah mereka. Pastor Pembina Orang Muda Katolik Keuskupan Jayapura, Alberto John Bunay, anggota grup itu, bercerita, para pastor bersepakat membuat seruan moral. “Setelah diskusi panjang, kami merasa perlu bersuara agar kekerasan segera berakhir,” ujarnya ketika dihubungi Tempo, Rabu, 23 Desember lalu.
Selama beberapa hari, mereka menyusun draf pernyataan sikap yang akan disampaikan kepada publik. Menurut Alberto, beberapa kali draf direvisi karena mereka tak ingin seruan tersebut masuk ke ranah politik. Para pastor bersepakat mendorong dialog untuk menyelesaikan berbagai pelanggaran hak asasi manusia. Tak semua pastor sepakat dengan seruan tersebut. Anselmus Amo, Direktur Sekretariat Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Agung Merauke, menyatakan tak mau mengikuti jejak koleganya. “Masih ada cara lain tanpa lewat seruan,” katanya.
Tercatat ada 147 pastor dari lima keuskupan, yaitu Jayapura, Timika, Merauke, Agats, dan Sorong-Manokwari, dan dari enam kongregasi mencantumkan nama mereka di dalam seruan tersebut. Jumlah umat Katolik di Provinsi Papua pada 2010 sebesar 545 ribu atau sekitar 17,67 persen, sedangkan di Papua Barat sebanyak 53 ribu atau sekitar 7,03…
Keywords: KWI | Konferensi Waligereja Indonesia, Ignatius Suharyo, Konflik di Papua, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?