The Crown
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-01-23 / Halaman : / Rubrik : CTP / Penulis :
TIAP takhta, tiap kekuasaan, memproduksi ilusi. Di dalamnya ada sandiwara dan kebohongan. Ilusi itu memperdaya, tapi bisa juga menghibur. Tak kalah penting, ia menyambung percakapan dengan mereka yang di luar. Kekuasaan dibina dengan ditonton.
Awal Juni 1953, Ratu Elizabeth II dinobatkan di Gereja Westminster Abbey. Untuk pertama kalinya sejak 900 tahun, upacara ini dibuka buat siapa saja: ia disiarkan melalui televisi. Sekitar 27 juta penduduk menyaksikan acara yang dulu tertutup itu. Mereka ikuti tiap babak—dan terpesona. Penobatan telah jadi spectacle. Pertunjukan dan ilusi bertaut; orang merasa asyik.
Tapi tak semua terpukau. Dalam The Crown—sebuah seri film TV produksi Netflix yang mengesankan tentang hidup Ratu Elizabeth II—ada selingan penting dalam adegan penobatan itu. Sutradara membubuhkan Verfremdungseffekt seperti dalam teater Bertold Brecht: penonton seakan-akan diingatkan agar tak tenggelam sepenuhnya dalam cerita hingga lupa bersikap sebagai pengamat yang kritis.
Di pusat adegan ini Duke of Windsor. Ia raja yang turun takhta hanya 11 bulan setelah dinobatkan. Ia menyerahkan tampuk kerajaan kepada adiknya, George IV, ayah Elizabeth, karena tradisi dan Gereja menentangnya mempermaisurikan perempuan yang…
Keywords: Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Xu
1994-05-14Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…
Zlata
1994-04-16Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…
Zhirinovsky
1994-02-05Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…