Siapa Pembuat Relief Sarinah?
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-01-30 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :
KARYAWAN gerai cakram padat (CD) di lantai 1 Sarinah itu ingat. Suatu hari, pada 2005, ada petugas bagian pemeliharaan gedung yang akan mengecek blower penyejuk udara (AC) dan panel listrik Sarinah. Ini pekerjaan rutin petugas maintenance. Ruangan tempat instalasi panel listrik tersebut persis bersebelahan dengan tembok belakang toko musik tempat dia bekerja saat itu, yang letaknya di sisi kanan belakang restoran McDonald’s.
Untuk masuk ke ruangan itu, petugas maintenance harus melalui pintu di belakang gerai tersebut. Pintu itu sehari-hari dikunci. Hanya petugas yang bisa masuk. Junanto—sebut saja begitu namanya—ingat, karena terdorong rasa ingin tahu, ia meminta izin kepada petugas itu untuk ikut masuk. “Saya kaget ketika melihat di salah satu bagian dinding ruangan itu terdapat relief patung berukuran besar dan tinggi. Patungnya gede-gede banget. Tingginya lebih dari 2 meter,” ucapnya.
Junanto mengungkapkan, saat itu ia menduga relief tersebut bagian dari hiasan pusat belanja Sarinah lama. Junanto mengatakan bukan hanya dia yang tahu tentang relief itu, tapi juga rekan-rekan kerjanya. Gandung—bukan nama sebenarnya—salah satunya. Seperti Junanto, karena penasaran setelah mendengar cerita temannya, lelaki yang bekerja di Sarinah sejak 2011 itu meminta izin ikut masuk bersama petugas pemeliharaan gedung. “Ukurannya besar-besar banget dan tinggi-tinggi. Biasanya kan kalau patung yang gede begitu adanya di halaman atau taman,” tuturnya.
Baik Junanto maupun Gandung memperkirakan bukan hanya mereka dan kawan-kawannya yang tahu. Sekitar 2015, toko tempat mereka bekerja pindah ke sudut lain Sarinah. Tempat lama diisi gerai sepatu dan pakaian. Bukan tidak mungkin karyawan gerai baru itu juga mengetahui keberadaan patung tersebut. Bahkan bisa jadi pegawai gerai lama, sebelum toko musik itu bertempat di belakang McDonald’s, pun tahu.
Betapapun beberapa karyawan Sarinah dan petugas pemeliharaan sudah lama mengerti akan keberadaan relief berukuran 3 x 12 meter itu, kabar tentang temuan tersebut baru meledak pada awal Januari 2021. Sarinah ditutup pada Mei-Juni 2020 karena renovasi. Para pekerja kemudian diberitakan “menemukan” patung era Sukarno di ruang tersembunyi. Pada Oktober tahun lalu, manajemen baru Sarinah sudah mengundang Tim Ahli Cagar Budaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memeriksa “relief misterius” tersebut. “Ruang tempat relief patung itu kemungkinan besar sebelumnya ruangan besar Sarinah yang disekat menjadi keperluan ruang mechanical. Disekat dengan struktur bata tembok. Saya masuk ke situ agak sulit karena sela-sela untuk masuk hanya 50-60 sentimeter (lebarnya),” kata Candrian Attahiyat, anggota Tim Ahli Cagar Budaya.
Lukisan Koesnan yang berjudul Kehidupan di Bali, menggunakan cat minyak di atas kanvas, pada 1960-an. Koleksi Istana Kepresidenan RI/Mikke Susanto
Relief itu memang lain daripada yang lain. Wujud beberapa relief timbul secara tiga dimensional sehingga seperti patung yang menempel di dinding dan bisa dilihat dari samping. Relief itu menampilkan potret kerakyatan: petani bertelanjang dada mengenakan caping dengan otot-otot kekar memikul barang; perempuan berkebaya membawa keranjang, menyunggi tampah, dan sebagainya; serta kerbau-kerbau. Relief itu berbahan semen. Segera timbul pertanyaan: apakah relief itu berasal dari zaman Sukarno yang mengalami “desukarnoisasi” di era Orde Baru, dibuang karena penampilannya cenderung “kekiri-kirian”? Ataukah memang relief itu disingkirkan oleh pihak Sarinah sendiri lantaran pada suatu waktu dianggap tidak sesuai dengan modernisasi Sarinah?
“Menurut informasi, pada 1966-an, relief itu diletakkan di bagian muka gedung Sarinah dan bisa dilihat publik. Tapi, karena pada 1984-1985 ada perkembangan bisnis Sarinah, terjadi perubahan layout sehingga posisi relief menjadi seperti sekarang,” ujar Fetty Kwartati, Direktur Utama Sarinah. Fetty tidak bisa menjelaskan lokasi persis relief itu dulu karena ia sendiri tak pernah melihatnya langsung dan Sarinah sama sekali tidak memiliki arsip foto atau data lain mengenai relief tersebut. “Seluruh arsip Sarinah sebelum 1980-an ikut musnah saat Sarinah terbakar pada 1984,” ucapnya.
•••
PENELUSURAN atas kemungkinan tentang siapa pembuat relief itu dan di mana posisi tepatnya dulu melahirkan berbagai versi analisis. “Saya mengarah ke anggota Pelukis Rakyat pembuatnya,” kata Yuke Ardiati. Sejak Oktober tahun lalu, arsitek tersebut diminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melacak pembuat relief patung itu. Yuke dikenal sebagai ahli sejarah bangunan yang diprakarsai Sukarno. Adapun Pelukis Rakyat yang disebut Yuke adalah sanggar yang didirikan Hendra Gunawan dan Affandi pada 1947.
Anggota Pelukis Rakyat, seperti Edhi Sunarso, Trubus, Rustamadji, Djoni Trisno, dan Batara Lubis, memang dikenal banyak terlibat mengerjakan monumen publik pada zaman Sukarno. Edhi Sunarso (wafat pada 2016), misalnya, bersama teman-temannya di sanggar Pelukis Rakyat, adalah pembuat Monumen Selamat Datang di depan Hotel Indonesia dan Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, Jakarta. Ia juga menjadi koordinator pembuatan sejumlah diorama, termasuk di Monumen Nasional.
Lukisan Koesnan berjudul Keluarga Tani (A Farmer’s Family), 1962. Katalog Pameran Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan RI
“Saya sudah lama mengenal Pak Edhi Sunarso. Saya ingat pada 2010 Pak Edhi pernah selayang bilang kepada saya bahwa dia punya relief di Sarinah. Saat itu saya tanya, ada tidak dokumentasinya? Pak Edhi menjawab tidak ada,” Yuke berkisah. Yuke lalu berusaha mencari keberadaan relief setiap kali datang ke Sarinah. Ia kemudian mendapat informasi bahwa di lantai 14 Sarinah dulu terdapat “night club”, Miraca Sky Club, yang terbakar pada 1984 dan di sana terdapat relief. Dari Dewi Motik, Yuke mendapat sebuah foto pengusaha itu saat muda di depan sebuah relief perempuan berbahan perunggu di Miraca pada 1968. “Saya jadi membandingkan gestur di gambar itu dengan karya Pak Edhi. Menurut saya, memang ada kesetaraan,” tuturnya.
Saat Kementerian Pendidikan meminta Yuke meneliti relief misterius di Sarinah yang baru ditemukan, ia segera teringat pada Edhi. “Saya pernah diberi segepok tulisan oleh Pak Edhi. Isinya semacam biografi dia. Di situ di antaranya dia bercerita, setelah patung Pembebasan selesai, ia dipanggil membantu merampungkan diorama Monas. Nah, dalam tulisannya itu, Pak Edhi menyebutkan anggota tim diorama sebelumnya menginap di Sarinah. Apakah ada di antara mereka yang mengerjakan relief Sarinah? Bisa ya, bisa tidak,” ujar Yuke.
Persoalannya, putri Edhi Sunarso, Titiana Irawati, 59 tahun, tidak pernah mendengar dari bapaknya perihal relief di Sarinah. “Enggak pernah. Saat saya dewasa diajak Bapak jalan-jalan ke Jakarta melihat semua karya Bapak, patung Selamat Datang, Pembebasan Irian Barat, Dirgantara, diorama Monas, Satriamandala, Lubang Buaya, tapi tak mampir ke Sarinah,” ucapnya. Menurut Titiana, Edhi adalah pematung yang pertama kali membikin patung berbahan perunggu. “Kalau relief itu dari perunggu, mungkin ada campur tangan Bapak.” Adapun menurut keterangan Yuke, relief itu berbahan semen dan terdapat anyaman kawat untuk konstruksi rangka patung.
Asisten Edhi Sunarso, Mon Mudjiman, 79 tahun, yang tergabung dalam kelompok pematung Keluarga Artja—pematung yang selalu membantu Edhi melaksanakan proyek-proyeknya—juga sama sekali tak pernah mendapat informasi bahwa Edhi membuat relief di Sarinah. “Tahun 1962 saya terlibat dalam tim Pak Edhi menggarap sudut empat Monas. Bung Karno meminta empat sudut tersebut diberi patung. Patung itu memang tak jadi dipasang. Namun saya sempat satu tahun tinggal di barak Monas. Selama itu, saya sama sekali tak mendengar soal relief Sarinah,” katanya.
Patung Woman Gymnast karya Manizer. russianartdealer.com
Menurut Mon, pada 1966, Edhi juga diminta menyelesaikan diorama Monas. Semula yang menjadi koordinator pelaksana lapangan pembuatan diorama adalah pematung Saptoto. Krunya berasal dari banyak sanggar. Namun, seusai peristiwa…
Keywords: Patung, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…