Kang Jalal Tak Kesepian Lagi

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-02-20 / Halaman : / Rubrik : OBI / Penulis :


SAYA mengenal Kang Jalal—sapaan akrab Jalaluddin Rakhmat—saat belum benar-benar lulus sebagai mahasiswa Institut Teknologi Bandung. Mungkin saat itu tahun 1980 atau 1981, di Masjid Salman. Saya masih seorang anak muda culun, sementara Kang Jalal baru pulang dari studi masternya di Iowa State University, Amerika Serikat. Tak perlu waktu lama bagi saya untuk segera melihat keistimewaan-keistimewaan beliau. Wawasannya tentang politik amat luas, pengetahuan agamanya banyak, cara bicaranya pun sangat fasih dan memikat. Segera kami menjadi sahabat. Selisih umur saya dengan Kang Jalal—yang berpulang pada Senin, 15 Februari lalu—sebetulnya tak sampai sepuluh tahun, tapi keluasan ilmu dan wawasannya menjadikan dia lebih pantas disebut sebagai guru saya. 
Salah satu titik temu di antara kami adalah ketertarikan pada pemikiran para tokoh ulama Iran pasca-Revolusi Islam di negeri itu. Kang Jalal sejak awal adalah pengagum Ali Syariati. Belakangan, kami berdua mengagumi Murtadha Muthahhari. Muthahhari dan Ali Syariati, bersama beberapa intelektual Iran lain, di mata banyak orang pada waktu itu merupakan a new and fresh breed of muslim intellectuals. Mereka memiliki ilmu agama yang mendalam dan luas, bahkan tak jarang beserban, tapi juga punya akar kuat dalam filsafat dan ilmu-ilmu modern.
Waktu itu Kang Jalal sudah dikenal sebagai dosen favorit di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung. Ditambah wawasannya yang luas dalam bidang filsafat dan ilmu-ilmu lain, dilengkapi dengan penguasaannya atas berbagai bahasa, termasuk bahasa Arab, namanya segera moncer di Bandung—dan belakangan di panggung nasional—sebagai ulama intelektual pembawa warna baru pemahaman Islam. Maka saya mengumpulkan berbagai karya tulis Kang…

Keywords: SyiahSyiah di IndonesiaJalaluddin Rakhmat
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…