Ritual-ritual Kuno Penolak Wabah
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-02-20 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :
DUA bocah perempuan itu menari dengan padu pada suatu petang di sebuah pura di Karangasem, Bali. Kedua mata mereka terpejam, larut dalam kidung yang dinyanyikan belasan perempuan paruh baya yang duduk di belakang. Cengkok suara para penyanyi itu membuat syair terdengar liris. Belasan menit kemudian, kedua penari mungil itu limbung. Tubuh mereka rebah. Dua penyanyi lantas membopong dan memangku satu-satu bocah yang sedang dalam keadaan trans itu.
Tak lama berselang, datang seorang tokoh adat membawa cawan berisi air yang sudah ia bubuhi dengan doa-doa. Air itu lalu dicipratkan ke wajah kedua penari, membangunkan mereka dari kondisi trans. Aksi itu bagian dari ritual sanghyang, tari sakral yang hingga kini masih langgeng di Bali. “Tarian ini masih rutin dipentaskan karena dipercaya dapat mengusir anasir-anasir jahat, termasuk wabah penyakit,” kata seniman dan budayawan I Made Bandem saat dihubungi, Rabu, 17 Februari lalu.
Bandem menjelaskan, sanghyang adalah ritual kuno yang sakral dan tergolong tari wali atau upacara. Biasanya tari ini diperagakan di tempat sakral, seperti pura, pada waktu-waktu yang dikeramatkan. Penari sanghyang umumnya dua perempuan yang belum dewasa dikelilingi sepuluh penembang dan ratusan penari kecak. Dua penari yang terpilih biasanya putri pemuka adat, bisa juga orang yang namanya muncul melalui medium trans. Sebelum menari, para penari menjalani ritual penyucian diri yang bertujuan menarik roh baik ke tubuh mereka.
Tari sanghyang, yang berakar dari kehidupan pra-Hindu, terdiri atas 20 jenis, di antaranya dedari, bojog, deling, jaran, janger, dan penyalin, yang dibedakan berdasarkan gerakan dan laku ritual. Penari sanghyang bojog di Desa Pakraman Bugbug, Kabupaten Karangasem, misalnya, bertingkah seperti kera saat dalam kondisi trans. Kostum yang dikenakan penari juga dirancang menyerupai hewan itu.
Sampul buku Menolak Wabah (Suara-Suara dari Manuskrip, Relief, Khazanah Rempah dan Ritual Nusantara
Lain halnya dengan penari sanghyang deling, yang saat berlenggak-lenggok membawa deling atau boneka dari daun lontar yang terpacak pada sepotong bambu. Adapun penari sanghyang jaran mengendarai kuda-kudaan dari pelepah kelapa. Saat kerawuhan, penari sanghyang jaran yang memejamkan mata biasanya menginjak bara api dari batok kelapa yang terhampar di dekatnya. Kerawuhan atau kesurupan merupakan salah satu elemen tari sanghyang. “Unsur trance ini menjadi medium antara manusia dan kekuatan dewata dalam mengusir malapetaka atau pandemi. Tak jarang setelah trance si penari bisa mengungkap tanaman obat yang bisa menyembuhkan penyakit,” ujar Bandem.
Bandem menyebut ritual tari itu sebagai bagian dari upaya meruwat bumi untuk menjaga keseimbangan alam semesta. Akhir tahun lalu, di Pura Besakih, Bali, digelar ritual ruwatan bumi dengan memanjatkan doa. Tradisi yang melibatkan 118 pendeta itu berlangsung secara daring akibat pandemi Covid-19. “Saya ikut serta, walau hanya lewat aplikasi Zoom,” tuturnya.
•••
SANGHYANG hanyalah salah satu ritual kuno yang bisa kita jumpai dalam dua jilid buku Menolak Wabah. Buku ini dirilis akhir tahun lalu oleh Penerbit Ombak bekerja sama dengan Borobudur Writers & Cultural Festival (BWCF) Society. Setebal hampir 2.000 halaman, buku Menolak Wabah berisi puluhan esai yang dikirim untuk pergelaran tahunan BWCF pada 19-29 November 2020. Menilik materi karya tulis di dalamnya, Menolak Wabah ibarat kitab kekayaan tradisi Nusantara dalam melawan malapetaka.
Buku itu menarik lantaran negeri ini punya sejarah panjang dengan pagebluk, sejak zaman sebelum Masehi hingga sekarang saat pandemi Covid…
Keywords: Borobudur, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…