Cita-cita Yang Tak Tercapai
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-03-06 / Halaman : / Rubrik : OBI / Penulis :
PESAN itu mampir ke telepon pintar saya dari nomor milik Artidjo Alkostar, Ahad, 4 Februari 2018, pukul 08.00. Isinya singkat dan terkesan instruktif. Ia berharap bisa bertemu dengan saya di rumahnya di bilangan Sidoarum, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Seminggu sebelumnya, ketika kami berjumpa di Mahkamah Agung, Artidjo memang mengatakan ingin menunjukkan sebuah buku lawas hasil penelitiannya berpuluh tahun lampau. Buku itu berisi hasil analisisnya sewaktu melihat kehidupan para gelandangan di Ujung Pandang—kini Makassar.
Buku terbitan 1980 itu bersampul cokelat dengan gambar karikatur seorang laki-laki. Di sana-sini, kertasnya mulai usang dan beberapa bagiannya dimakan rayap. Meski begitu, judulnya yang terkesan puitis, Insan Kesepian dalam Keramaian, membuat saya tergelitik dan tergerak membacanya lebih lanjut. Artidjo yang memilih sendiri judul itu, tanpa bantuan editor buku.
Semua itu berawal pada 1979. Ia mulai menyusun rancangan penelitian yang diajukan ke Pusat Latihan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Sebagai dosen hukum pidana yang baru bergabung dengan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, pilihannya meneliti kajian sosial tentu tidak biasa. Apalagi ini berhubungan dengan gelandangan. Namun hal itu bisa dimengerti apabila ditengok kiprahnya yang cukup aktif di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta. Kebiasannya bergelut dengan persoalan struktural membuat pilihannya mengambil tema sosial seperti gelandangan menjadi masuk akal.
Beruntung Artidjo telah mengenal Syamsul Ridjal, yang kala itu menjabat Kepala Subdirektorat Direktorat Khusus Sosial Politik Provinsi Sulawesi Selatan. Berbekal perkenalan itu, ia mendapat tempat singgah selama lima bulan mengerjakan penelitian. Syamsul dikenal sebagai dermawan dan rumahnya menjadi tempat singgah…
Keywords: Hakim Artidjo Alkostar, Hakim Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…