Pembelotan Demi Saudara

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-03-13 / Halaman : / Rubrik : INT / Penulis :


ENAM tentara Myanmar mengacungkan tangan ke udara dan membentuk salam tiga jari, seperti yang kerap dilakukan para penentang kudeta militer dalam aksi unjuk rasa sebulan terakhir. Bersama sejumlah rekannya, mereka memilih melawan perintah atasannya untuk memberangus para demonstran. Potret mereka dengan salam tiga jari itu mendadak menjadi populer di media sosial.
Serikat Nasional Karen (KNU), organisasi politik suku Karen, menyebutkan bahwa 12 tentara itu datang ke markas mereka di Kota Hpa-pon, Negara Bagian Karen. Para prajurit itu berasal dari Batalion Infanteri 402 dan 403 yang bermarkas di Dawei, Karen. Mereka rupanya ingin menunjukkan solidaritas kepada para penentang kudeta. “Awalnya mereka menghubungi penduduk lokal dan kami langsung menyambut mereka. Ini pertama kalinya ada tentara yang bergabung dengan gerakan sipil melawan rezim,” kata juru bicara serikat itu, Phado Saw Mahn Mahn, seperti dilaporkan Myanmar Now pada Selasa, 2 Maret lalu.
Sebagian tentara itu datang dengan menyandang senjata. Pembangkangan itu tampaknya merupakan bentuk protes para tentara setelah terjadinya aksi penggerebekan yang menewaskan tiga demonstran pada akhir Februari lalu. KNU memutuskan tak menyebarkan identitas dan pangkat mereka. “Mereka membuat pilihan yang tepat dengan bergabung bersama rakyat,” ujar Phado Saw Mahn Mahn.
KNU adalah organisasi sipil yang merupakan sayap kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Karen, milisi bersenjata terbesar di Myanmar. Beroperasi di pegunungan bagian barat Myanmar sejak 1949, milisi ini terus menuntut pemerintah untuk memenuhi hak-hak sipil etnis minoritas Karen dan pembentukan negara federal.
Ketika protes anti-kudeta pecah, milisi inilah yang mengawal ribuan warga Karen saat menggelar aksi menentang junta militer. Mereka juga membagikan minuman dan makanan kepada para demonstran. “Dalam solidaritas bersama saudara-saudara di kota-kota lain, kita bisa memenangi pertarungan ini,” ucap Direktur Jaringan Pendukung Perdamaian Karen Wahkushee Tenner dalam cuitannya pada Jumat, 5 Maret lalu.
Sejak kudeta terjadi pada 1 Februari lalu, aksi protes besar-besaran terus menggoyang Myanmar. Pasukan gabungan polisi dan tentara Myanmar dikerahkan untuk membubarkan massa, termasuk dengan kekerasan. Bentrokan yang terjadi dan perburuan yang dilakukan aparat keamanan menyebabkan lebih dari 70 orang tewas dan ribuan orang ditahan.
Sejumlah organisasi pembela hak asasi manusia, seperti Amnesty International, Kontras, dan Forum-Asia, mendesak pemerintah Myanmar…

Keywords: MyanmarKudeta Militer MyanmarJunta Militer Myanmar
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…