Itihasa

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-03-13 / Halaman : / Rubrik : CTP / Penulis :


IMAJINASI kita perlu sesuatu yang gelap dan negatif: itulah yang membuat cerita Mahabharata bertahan berabad-abad. Sejak 400 tahun Sebelum Masehi, epos itu dibaca lagi, diproduksi lagi, ditafsir lagi; tapi kita tetap asyik mengikuti Bhima mereguk darah Dursasana yang dibantainya. Generasi demi generasi bertepuk tangan ketika Drupadi, istri para Pandawa, mencuci rambutnya dengan darah segar pangeran Kurawa yang gugur itu. Dendam adalah tabungan yang tersimpan secara menggairahkan—dan, seperti dalam film silat dan Star Wars, bisa mengasyikkan.
Dendam, pembalasan, dan tokoh gelap memberi kita rasa lebih dari sekadar mencandu cerita kekerasan: kita merasa menemukan cerita tentang “keadilan”, dan menjadikannya sebuah wacana moral.
Dursasana, menurut para pembaca Mahabharata kini, adalah lawan dari apa yang “moral”—meskipun sebenarnya tak banyak adegan dalam epos ini yang mendukung penilaian itu. Umumnya kita hanya mengingatnya sebagai salah satu pangeran Kurawa yang di malam judi yang nahas itu mabuk kemenangan dan mabuk tuak. Ia mencoba menelanjangi dan memerkosa Drupadi di depan majelis; Bhima menyimpan dendam untuk meminum darah Dursasana karena itu. Tapi, selain insiden itu, apa lagi…

Keywords: Goenawan MohamadCatatan Pinggir
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

X
Xu
1994-05-14

Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…

Z
Zlata
1994-04-16

Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…

Z
Zhirinovsky
1994-02-05

Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…