Titik Nol Ramuan Terawan

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-03-20 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :


TIBA di lantai 7 Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Rabu pagi, 17 Maret lalu, Penny Kusumastuti Lukito disambut sejumlah anggota Komisi Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) itu langsung membeberkan kajian lembaganya terhadap vaksin Nusantara.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu, Penny juga menjelaskan peran lembaganya dalam penelitian calon vaksin. Misalnya memastikan aspek etika penelitian, perlindungan kepada masyarakat yang terlibat dalam uji klinis, validitas, serta kredibilitas data dan protokol penelitian yang benar. “Sekarang DPR mulai memahaminya,” ujar Penny kepada Tempo di kantornya, Jumat, 19 Maret lalu.
Vaksin Nusantara menggunakan metode berbasis sel dendritik, yaitu bagian dari sistem imun bawaan yang berpatroli di dalam tubuh untuk mendeteksi penyusup, seperti bakteri atau virus, dan melahapnya. Metode ini dikembangkan oleh Aivita Biomedical Inc, perusahaan asal Irvine, California, Amerika Serikat. Aivita menggandeng PT Rama Emerald Multi Sukses, perusahaan asal Surabaya, untuk mengembangkan penelitian vaksin itu. Penelitian ini juga melibatkan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi, serta Universitas Diponegoro.
Pada Rabu, 10 Maret lalu, Penny menjadi bulan-bulanan Komisi Kesehatan DPR. Selama 12 jam, ia dihujani pertanyaan dan kritik karena menolak meloloskan vaksin Nusantara ke uji klinis fase kedua. Anggota Komisi Kesehatan DPR dari PDI Perjuangan, Muchamad Nabil Haroen, mengatakan pertemuan informal itu digelar fraksinya untuk memediasi BPOM dan tim vaksin Nusantara. Selain itu, buat mendapatkan penjelasan yang utuh ihwal vaksin Nusantara. “Biar kesannya jangan saling tabrakan,” katanya.
Seorang peserta pertemuan di ruang Fraksi PDIP bercerita, Penny menjelaskan berbagai kejanggalan dalam penelitian vaksin Nusantara. Juga hasil inspeksi BPOM ke pusat…

Keywords: Badan Pengawas Obat dan Makanan | BPOMTerawan Agus PutrantoVaksin NusantaraPenny Lukito
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…