Tubuh Lama Dalam Ruang Baru
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-03-27 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
SEBUAH jendela empat bidang bercahaya temaram. Dok, dok, dok! Terdengar gedoran keras di jendela itu, yang sekilas terlihat berasal dari sepasang telapak tangan. Tunggu! Tapi ukuran itu terlalu besar untuk sebuah tangan. Setelah beberapa detik, baru terlihat jelas bahwa itu adalah kaki manusia (atau bukan, kita tak akan tahu hingga pertunjukan usai). Kaki itu menempel di jendela, menjuntai, lalu berputar-putar. Berikutnya, bukan hanya kaki itu yang berputar, tapi juga kosen jendela.
Setelahnya adalah permainan logika. Kadang batas semacam kabur, tak jelas mana bagian atas dan mana bagian bawah jendela. Apakah si pemilik kaki sedang berpose headstand atau berdiri saja? Selama belasan menit, hanya sepasang kaki itulah yang betul-betul tampil dalam pertunjukan Ikak (jika dibaca terbalik menjadi “kaki”). Ikak ditampilkan Wail Irsyad dari Bandung pada hari pertama Festival Teater Tubuh, Selasa, 16 Maret lalu. Wail menyebut Ikak sebagai responsnya terhadap konsep yang menjadikan tubuh sasaran logika terbalik atas persepsi normal.
Festival Teater Tubuh digelar Teater Payung Hitam besutan Rachman Sabur secara daring pada 16-20 Maret 2021. Festival tahun ini adalah yang kedua, setelah pada 2019 berlangsung di Selasar Sunaryo, Bandung. Selain Wail, terdapat 17 penampil dari sejumlah daerah. Di antaranya Teater Nara (Flores, Nusa Tenggara Timur), Asia Ramli Prapanca (Makassar), Anggraeni (Bandung), Teater Lanjong (Tenggarong, Kalimantan Timur), SEN Labs (Lombok, Nusa Tenggara Barat), dan Language Theatre (Madura, Jawa Timur). Tiap malam, festival memutar video dari tiga-empat penampil.
Format video membuat penampil bebas mengeksplorasi panggung masing-masing.…
Keywords: Seniman Teater, 
Foto Terkait
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.