Rawan Buntung Di Musim Tuai
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-03-27 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :
RIBUT-RIBUT soal impor beras membikin Yeni mangkel. Harga jual gabah kering jeblok ketika sawah seluas 1 bau—seukuran lapangan sepak bola—miliknya di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, baru saja dipanen. Perempuan 34 tahun itu memutuskan menyimpan gabahnya. “Nanti saya jual kalau harganya tinggi,” kata Yeni, Kamis, 25 Maret lalu.
Yang membuat Yeni makin dongkol, ia tahu rencana beras yang belakangan heboh sebenarnya tak diwujudkan dalam waktu dekat lantaran saat ini tengah masuk masa panen raya. Tapi isu impor itu menjadi senjata para tengkulak yang ingin membeli gabah milik Yeni. Harga yang mereka tawarkan hanya Rp 3.500 per kilogram gabah kering, jauh di bawah harga normal Rp 4.500 per kilogram.
Kadilah memiliki keluhan yang sama. Ketua Gabungan Kelompok Tani Sri Busana, Desa Kedokanbunder, Indramayu, Jawa Barat, itu mengalami hal serupa. Di daerah lumbung padi nasional itu, harga jual gabah kering hasil panen pertama tahun ini jeblok di kisaran Rp 3.500-3.700 per kilogram.
Tapi tekanan terhadap para petani di Indramayu yang baru saja memanen padi tak hanya berasal dari para pedagang. Masalah juga datang dari Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Indramayu. Menurut Kadilah, petani yang ingin menjual berasnya dikenai persyaratan anyar. Untuk setiap 10 ton beras yang akan dijual ke Bulog Indramayu, para petani harus membeli sekitar 60 kilogram stok beras dan 50 kilogram terigu dengan harga Rp 7.500 per kilogram. "Beras sampai kapan pun bisa dimakan, terigu kualitasnya bagus tapi masa berlakunya tiga-lima bulan lagi," ujar Kadilah, Selasa, 23 Maret lalu.
Mau tidak mau, Kadilah dan sejumlah petani lain memenuhi syarat itu agar Bulog bersedia menyerap beras mereka. Kadilah menjual lagi beras tebusan itu dengan harga eceran sekitar Rp 7.000 per kilogram. Sedangkan terigu dijual Rp 5.000-6.000 per kilogram.
Kadilah menduga “aturan” baru itu diterapkan agar Bulog bisa menghabiskan stok beras…
Keywords: Bulog, Beras | Impor dan masalahnya, Beras | Gabah dan masalahnya, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…