Perjamuan Terakhir Sang Presiden Malioboro

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-04-10 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :


MENJELANG sore, Sabtu, 3 April lalu, di kediamannya di Jalan Antasura, kawasan Lembah Pujian, Denpasar, penyair Umbu Landu Paranggi tiba-tiba mengutarakan satu permintaan: dia ingin mengudap buah anggur. Di rumah itu Umbu ditemani anak-anak didiknya dari komunitas Majelis Masyarakat Maiyah Masuisani. Itu bukan permintaan yang biasa. Namun akhirnya Dul, 28 tahun, dan Mamet, 58 tahun, menuruti permintaan Umbu. Keduanya keluar rumah untuk membeli anggur dan diam-diam membeli wine dan bir hitam, kesukaan sang Guru. Anggur itu jadi juga disantap Umbu. Selagi berbincang dengan sejumlah muridnya, Umbu diingatkan bahwa esoknya adalah Hari Paskah. Lekas saja Umbu meminta orang-orang di rumahnya untuk membersihkan gelas. “Cuci semua gelasnya. Besok akan ada tamu agung,” katanya, seperti ditirukan Dul saat ditemui Tempo di dekat Rumah Sakit Bali Mandara, Kamis, 8 April lalu. Tak lama setelahnya, Umbu merebahkan tubuh di tempat tidur. Matanya terpejam. Namun tiba-tiba dia teringat wine dan bir hitam yang tadi dibeli Dul dan Mamet. Umbu pun minta minuman itu dituangkan di gelasnya. Permintaan itu mulanya ditepis para murid yang khawatir atas kondisi kesehatan Umbu. Beberapa hari sebelumnya, kesehatan Umbu menurun. Namun lelaki kelahiran Sumba Timur, 77 tahun lalu, itu berkeras.

Jehnsen (kiri) dan Umbu Landu Paranggi./Foto: Dok.pri
Walhasil, Dul dan kawan-kawannya bersiasat. Mereka memberi Umbu—yang matanya masih terpejam—gelas blirik kosong yang biasa digunakan sang Guru. Wine dituang di gelas-gelas lain, tapi tak diberikan kepada Umbu. Yang penting, kata Dul, suara gemericik wine masih bisa didengar Umbu dan menenangkannya. Dua murid lain, Hery dan Bowo, sengaja mengadu gelas mereka agar dentingnya bisa didengar Umbu. Namun tak satu pun murid itu yang meminum wine-nya. “Putarkan (gelas) lagi, Hery,” ujar Dul, menirukan Umbu. Umbu akhirnya sekali mencecap wine. Sandiwara minum itu diulang beberapa kali demi menghadirkan suara gemericik wine yang meluncur dan gelas yang berdenting. Sesekali, Umbu mengajak mereka mengobrol soal sastra. Seperti biasa, Umbu mengucapkan kalimat puitis dari bibirnya. “Bungkus semua kesimpulan. Sekarang angkat jangkar. Ini pelayaran terakhir. Sudah, santai, jangan tegang. Matikan semua lampu kecuali di lambung kapal,” kalimat itu diucapkan sepatah demi sepatah oleh Umbu. Suaranya mulai terserak. Sabtu sore itu, hanya tinggal Umbu, Dul, dan Dwi—anak angkat Umbu—di rumah. Saat itu tangan Umbu memegang erat tangan Dul. Ia minta diantar ke rumah sakit. Sejam kemudian, mobil ambulans dari Rumah Sakit Bali Mandara tiba di depan rumah. Murid Umbu lain, Sai, menyebut pemeriksaan medis ketika itu menyatakan Umbu positif Covid-19. Kondisi kesehatannya memburuk karena Umbu juga menderita sakit ginjal dan paru-paru. Walhasil, tujuh orang yang selama beberapa hari terakhir tinggal bersama Umbu melakukan tes usap. Namun hasilnya negatif.
Selasa dinihari, 6 April lalu, di rumah sakit Dwi terjaga dari tidurnya. Dia merasa ada orang yang menjawil tubuhnya—entah siapa. Ketika itu pukul dua pagi. Dwi menginap di Rumah Sakit Bali Mandara, Sanur, Bali, menjaga Umbu yang dirawat di ruang rawat intensif (ICU). Dwi lalu menghampiri penyair Wayan Jengki Sunarta yang juga ada di sana bersama seniman lain. “Dwi bilang, ada yang jawil (mencolek) dia. Itu detik-detik saat dokter mau mengabarkan kondisi darurat Umbu,” ucap Wayan Jengki. Tak berselang lama, telepon seluler Dwi berbunyi. Panggilan dari dokter rumah sakit itu mengabarkan kondisi Umbu yang semakin menurun walau sudah memakai alat pacu jantung. Keluarga diminta bersiap untuk kemungkinan terburuk. Betul adanya. Pukul 3.55 waktu Indonesia tengah, Umbu Landu Paranggi berpulang. Subuh itu Jengki segera mengabarkan beritanya ke sejumlah grup WhatsApp. Jagat sastra…

Keywords: Sastra
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…