Jejak Permakaman Nazi Dan Kisah Deutsche Schule

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-05-08 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :


PERMAKAMAN di kaki Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, itu punya pemandangan yang tak biasa. Dipayungi pohon-pohon karet dan kencana yang menjulang, terdapat sepuluh makam bertanda Eisernes Kreuz, salib baja khas Nazi atau Nationalsozialist, Partai Nasionalis-Sosialis Pekerja Jerman. Area sekitar 20 x 50 meter itu berada di Arca Domas, Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Dalam bahasa Sunda Kuno, Arca Domas berarti 800 patung, merujuk pada arca peninggalan Kerajaan Pajajaran yang berada di sana.
Kompleks makam Arca Domas beraksen tiga undakan. Di undakan pertamanya ada monumen berisi tulisan berbahasa Jerman, “Dem Tapferen Deutsch-Ostasiatischen Geschwader 1914. Errichtet von Emil und Theodor Helfferich 1926”, yang berarti “Skuadron Jerman-Asia Timur pada 1914 yang Pemberani. Didirikan oleh Emil dan Theodor Helfferich pada 1926”. Monumen tersebut diapit replika patung Ganesha di sebelah kiri dan patung Buddha di kanan. Kedua patung baru ini tidak berkaitan dengan Arca Domas.
Naik ke undakan kedua, terdapat delapan kuburan dengan identitas lengkap berisi nama dan jabatan berukuran 2,5 x 0,5 meter. Di undakan ketiga, ada dua makam yang berukuran lebih besar bertulisan “Unbenkannt” alias makam anonim. Saban hari makam itu diurus Ratna, 67 tahun. Ia meneruskan lakon bapaknya sejak 1950-an. Ratna mengaku diberi tugas oleh Kedutaan Besar Jerman di Indonesia untuk mengurus permakaman itu. “Kedubes Jerman membayar saya untuk merawat makam ini,” ujar Ratna saat ditemui Tempo, pertengahan Maret lalu.
Terkadang, kata Ratna, ada orang dari Kedutaan Jerman yang datang untuk mengecek kondisi makam. Ia juga mengungkapkan bahwa tiap November ada upacara peringatan oleh Kedutaan Jerman untuk menghormati mereka yang dimakamkan di sana. Namun kawasan itu belakangan menjadi obyek sengketa lahan yang menghangat karena adu klaim antara PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII dan penggarap lokal yang bercocok tanam di sana sejak 1991. Perusahaan pelat merah itu mengklaim pihaknya mengelola sertifikat hak guna usaha setelah pemerintah Indonesia menasionalisasi lahan bekas perusahaan penjajah pada 1958.

Kapal van Imhoff terlihat di perairan Indonesia, antara 1930-1940. KITLV
Sejarah permakaman Arca Domas lahir dari dua bersaudara, Emil dan Theodor Helfferich, yang berkerabat dengan Wakil Perdana Menteri Kekaisaran Jerman Karl Helfferich. Keduanya datang ke Indonesia setelah pemerintah Hindia Belanda menerapkan politik pintu terbuka (opendeur politiek) pada 1905, yang memberi kesempatan bagi orang Eropa untuk berinvestasi di sini. Emil datang kira-kira pada 1905, sementara Theodor, yang juga anggota Partai Nazi, baru tiba delapan tahun setelahnya.
Dua saudara itu lalu merintis perkebunan teh di Gunung Mas dan mendirikan pabrik di lahan seluas 900 hektare seusai Perang Dunia I (1914-1918). Kepala Desa Sukaresmi, M. Iib Ibrahim, mengatakan monumen yang dibangun pada 1914 itu baru diresmikan pada 1926, bersamaan dengan kunjungan Hamburg, kapal penjelajah dari Jerman, ke Pelabuhan Tanjung Priok. Sejak itu, area perkebunan juga menjadi tempat peristirahatan para tentara Jerman yang bertugas di…

Keywords: NaziSejarah Kemerdekaan
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…