Masa Kelam Si Kartu Salam
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-05-15 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
SEORANG sahabat mengabarkan lewat short message service (SMS) bahwa dia baru saja menerima ucapan dalam bentuk kartu cetak. “Ini langka dan saya memang merindukannya,” ucapnya. Alasannya, kartu cetak tidak cuma minta dipandang, tapi juga minta dipegang, untuk kemudian disimpan sebagai kenangan. Ini berbeda dengan ucapan elektronik yang dikirim lewat gadget, yang sekali dilihat sesudah itu lewat.
Perbincangan dunia grafika menjelaskan bahwa kartu salam (greeting card) atau karusel (kartu ucapan selamat) dalam bentuk cetak memang sudah memasuki “pintu kenangan”. Dan pintu itu mulai terbuka sejak dekade pertama 2000. Sutripto D. Sasomo, pencetak dan pelopor desain unik karusel, mengatakan, “Menjelang 2010 tiras kartu ucapan sudah menyurut tinggal 40 persen saja. Dan itu adalah perjalanan menuju 0,5 persen. Kejayaan kartu ucapan yang dirintis oleh penerbit Kolff & Co seabad lalu selesai sudah,” ujarnya. Ketika dia wafat pada 2014, peredaran belasan ribu karuselnya tinggal sekitar 20 persen saja.
Karusel Idul Fitri berilustrasi abstraksi panil dan bergambar wayang, Gareng. Agus Dermawan T
Sampai pertengahan 2021, kita kadang masih melihat tumpukan atau tebaran karusel di rak atau boks minimarket. Ratusan kartu berbagai motif itu, yang merupakan sisa stok dari berbagai penerbit, dikemas per satuan dalam plastik bening dan dipajang sekadarnya. Bandingkan situasi ini dengan pemajangan pada 1990-an, yang umumnya menggunakan rak khusus atau rak display putar, sehingga terlihat keren dan eksklusif. Padahal dalam tumpukan itu terdapat produk karusel yang memaktubkan motif-motif yang serba indah, seperti yang ditunjukkan oleh produk Paper Moon, Imperial, DaySpring, dan Prima. Juga Biscay, John Sands, dan Hallmark untuk menyebut yang luar negeri. Bahkan ada yang eksplisit menyampaikan nilai budaya, seperti terbitan Impact dan Tropix,…
Keywords: Seni Kontemporer, Seni Rupa, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.