Harus Ada Tindakan Nyata Terhadap Israel
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-05-29 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :
MELALUI pesawat televisi di ruang kerjanya, Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair al-Shun, mencermati pemberitaan setelah terjadi gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza. Ia menyetel Al-Jazeera berbahasa Arab yang menayangkan situasi perayaan warga Palestina di berbagai tempat, antara lain di Umm al-Fahm. "Itu kota bersejarah Palestina yang diduduki Israel. Meski berkewarganegaraan Israel, orang Palestina di sana terus memprotes dan melawan Zionisme," kata Al-Shun dalam wawancara khusus dengan Tempo di kantornya, Jumat, 21 Mei lalu.
Al-Shun, 62 tahun, mengatakan kemeriahan perayaan yang terlihat di sekitar Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, Tepi Barat, hingga jalan-jalan di wilayah Gaza menggambarkan kemenangan rakyat Palestina atas Israel. Berlaku mulai Jumat dinihari, 21 Mei lalu, gencatan senjata yang diinisiasi Mesir itu mengakhiri 11 hari pertempuran yang menewaskan lebih dari 250 warga Palestina di Gaza, termasuk 67 anak, dan 12 orang di pihak Israel. Namun gencatan senjata di Gaza tidak otomatis menghentikan bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan warga Palestina di wilayah lain.
Konflik antara Israel dan Palestina, termasuk di Gaza, telah meletus berkali-kali. Setiap pertikaian yang berujung pada jatuhnya korban warga sipil selalu memantik reaksi komunitas internasional. Di Indonesia, misalnya, masyarakat menggelar unjuk rasa di berbagai tempat untuk mengecam serangan Israel ke Palestina. Warga Indonesia juga bersimpati dengan menggalang dana. Menyambut hangat dukungan masyarakat Indonesia itu, Al-Shun tak lupa mewanti-wanti, "Sebaiknya (donasi) disalurkan lewat jalur resmi.”
Kepada wartawan Tempo, Mahardika Satria Hadi dan Gabriel Wahyu Titiyoga, Al-Shun menceritakan pemicu pertempuran antara Israel dan Hamas kali ini, dukungan negara-negara Arab, posisi Amerika Serikat, pemilihan umum Palestina, hingga kritiknya atas minimnya tindakan nyata komunitas internasional untuk menyudahi konflik Israel-Palestina. Didampingi penerjemah Ardhika Wahyu Kuncoro, Al-Shun juga menanggapi maraknya aksi penggalangan dana untuk rakyat Palestina di beberapa daerah di Indonesia. Ia menjawab pertanyaan dalam bahasa Inggris dan Arab.
Dalam dua pekan terakhir sebelum gencatan senjata, konflik di Palestina lebih banyak terjadi antara militer Israel dan Hamas. Apa yang dilakukan Otoritas Palestina untuk meredakan konflik?
Demonstrasi dan pemberontakan tidak hanya terjadi di Jalur Gaza, tapi juga di Yerusalem dan Tepi Barat. Semua bagian kota di Tepi Barat bersinggungan dengan tentara Israel dan ada sekitar 30 warga Palestina yang terbunuh di Tepi Barat. Wewenang kami tentu saja menguasai seluruh area, mengelola dengan baik, dan berusaha bertahan dalam segala situasi. Kami juga berusaha berkonsultasi dengan komunitas internasional untuk mengakhiri pembunuhan warga sipil Palestina oleh serangan pesawat dan roket Israel, tank, apa pun itu. Israel punya senjata berat dan teknologi serta mendapat dukungan senjata dari Amerika Serikat dan negara lain. Tidak seperti pihak kami yang hanya memiliki roket buatan lokal.
Benarkah beberapa peristiwa di Yerusalem Timur, khususnya penutupan Masjid Al-Aqsa dan pengusiran keluarga Palestina di Syekh Jarrah, menjadi katalis utama pertempuran antara Hamas dan Israel kali ini?
Dua minggu terakhir kami menyebutnya demonstrasi dan kekerasan karena Yerusalem. Aktivitas Israel melawan Yerusalem. Mereka tidak memperbolehkan umat Islam…
Keywords: Palestina, Israel, Konflik Jalur Gaza, Zuhair Al-Shun, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…