Didepak Karena Ingin Jadi Presiden
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-06-12 / Halaman : / Rubrik : MEM / Penulis :
SAYA lahir di Bogor, Jawa Barat, pada 26 Januari 1945. Nama saya berasal dari Kakek yang seorang dokter ilmu jiwa. Sampai sekarang rumah sakitnya masih ada di Bogor: Rumah Sakit Jiwa Dr H Marzoeki Mahdi. Bapak saya, Suryono Darusman, adalah seorang diplomat. Saya adalah sulung dari lima bersaudara, dua di antaranya sudah meninggal. Adik saya, Taufik, adalah jurnalis. Satu lagi, Candra Darusman, adalah seorang musikus. Dulu, Candra belajar piano saat ikut orang tua kami bertugas di Rusia. Berbeda dengan saya yang tak bisa bermain musik.
Saat berusia 3 tahun, saya ikut Bapak dan Ibu ke Singapura untuk membuka perwakilan Indonesia di sana. Ketika itu namanya hanya Kedutaan. Bapak saya yang merintisnya, sekaligus menyelundupkan narkotik. Narkotik itu diambil dari gudang obat-obatan yang ada di Salemba, Jakarta Pusat. Dari situ opium dibawa ke pelabuhan Angkatan Laut di Semarang, lalu diangkut dengan sekoci ke Singapura.
Kami lalu menukarnya dengan senjata, kebanyakan senapan, yang dibawa dari Singapura ke Indonesia. Jadi penyelundupan sebenarnya sudah ada sejak dulu. Narkotik terlebih dulu dibawa ke Semarang karena saat itu kondisi Jakarta kurang aman, masih dikuasai musuh (pasukan Sekutu dan Netherlands Indies Civil Administration/NICA). Senjata dari Singapura itu lalu dipakai tentara kita untuk perjuangan.
Bapak saya menjadi generasi pertama Kementerian Luar Negeri. Pada 1950, kami pindah ke Australia. Kami tinggal di sana sekitar 2 tahun, sebelum pindah ke Portugal. Pada 1954, kami sekeluarga pindah ke Prancis, dan pada 1956 kembali ke Indonesia. Semula saya berencana meneruskan sekolah di Prancis. Namun, karena pada 1956 Rusia menyerang Hungaria, banyak yang cemas serangan itu merembet ke Prancis. Akhirnya orang tua memutuskan saya pulang ke Bogor untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Rakyat.
Di Bogor, saya…
Keywords: Universitas Padjadjaran | Unpad, ITB, Jusuf Kalla, Mochtar Kusumaatmadja, Marzuki Darusman, Golkar, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…