Merayakan Leopold Bloom, Merayakan Bloomsday
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-06-26 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :
Dear Joyce,
…If we are suppressed too often we’ll be suppressed finally and for all, to the damn’d stoppage of all our stipends. And I cant have our august editress jailed, not at any rate for a passage which I do not think written with utter maestria…..
PASASE di atas adalah alinea terakhir dari surat bertanggal 29 Maret 1918 yang ditulis penyair besar Amerika Serikat, Ezra Pound, kepada James Joyce. Surat itu menunjukkan sebuah kekhawatiran. Pound adalah penyair yang sangat dihormati Joyce. Mereka bersahabat. Sejak awal penulisan novel Ulysses, Joyce selalu mengirim naskahnya kepada Pound di Amerika. Ulysses tidak sekali jadi dan langsung terbit. Berangsur-angsur, bagian per bagian novel ia kirimkan kepada Pound. Joyce menyelesaikan bab pertama Ulysses pada Desember 1917 di Locarno, Swiss, lalu mengirimnya kepada Pound. Semenjak itu, ia terus-menerus secara bertahap mengirim bagian Ulysses lain. Pound senantiasa merespons dan memberikan catatan di sana-sini. Ia bisa disebut sebagai “editor” dan teman dialog Joyce dalam proses kreatif Ulysses.
Pound sendiri lantas mengupayakan Ulysses dimuat secara bersambung di sebuah majalah sastra, Little Review, yang markasnya berada di Greenwich Village, suatu kawasan di New York, Amerika Serikat, yang penuh komunitas sastra dan teater off-Broadway sampai sekarang. Majalah ini memiliki moto—seperti tertera pada sampul depannya—“A Magazine of the Arts. Making No Compromise with the Public Taste”. Oleh editor Little Review, Margaret Anderson dan Jane Heap, Ulysses kemudian dimuat berseri pada 1918-1920.
Tokoh utama dalam Ulysses adalah warga Dublin, Irlandia, Leopold Bloom, salesman keturunan Yahudi; istrinya, Mary Bloom; dan Stephen Dedalus, penulis, guru, serta teoretikus sastra. Leopold dibaptis secara Katolik, tapi bertemperamen skeptik sehari-hari. Ayahnya, Rudolf Bloom, mati bunuh diri. Akan halnya Molly adalah orang yang atraktif dan penyanyi berbakat. Adapun Dedalus, meski terlihat cerdas dan menguasai seluk-beluk sastra, sesungguhnya orang yang teramat kesepian.
Sampul buku Dubliners karya Jmaes Joyce.
Tiga tokoh itu dikisahkan Joyce sejalan dengan alur cerita “Odyssey”, kisah epik Yunani Kuno karya Homer. Ulysses adalah nama Latin Odysseus, pahlawan dalam epos tersebut. Karakter Dedalus, Leopold, dan Molly sangat mirip dengan karakter Telemachus, Ulysses, dan Penelope dalam karya Homer. Karakter Dedalus sering dipandang kritikus sebagai alter ego Joyce. Karakter ini sebelumnya tampil dalam A Portrait of the Artist as a Young Man yang tak lain novel biografi Joyce.
Leopold dan Dedalus bersahabat. Leopold tinggal di 7 Eccles Street, Dublin. Mereka sering mengunjungi tempat-tempat tertentu di Dublin, seperti kawasan merah Nighttown. Novel ini dipandang banyak kritikus sebagai novel yang sulit, isinya eksperimental dengan beragam gaya sudut penceritaan, penuh alusi sejarah, bertabur humor dan parodi, kaya bahasa slang, serta sarat permainan bahasa—salah satu babnya, misalnya, ditulis tanpa tanda baca jelas. “Saya mengerjakan novel ini sebagaimana yang Aristoteles katakan: setiap bagian memiliki gaya atau caranya sendiri,” tulis Joyce kepada Pound.
Pound menulis surat berisi kekhawatiran kepada Joyce lantaran menganggap beberapa bagian novel yang dikirim kepadanya riskan jika dimuat. Terutama dialog percakapan seksual Leopold melalui telepon. Pound takut akan terjadi apa-apa kepada dua editor wanita Little Review apabila bagian yang agak kurang senonoh itu dipertahankan. Tapi Joyce menjawab bahwa ia tak akan mengubahnya dan bagian-bagian berikutnya pun demikian.
Benar prediksi Pound. Pada 1920, New York Society for the Suppression of Vice mengajukan para editor Little Review ke pengadilan karena menganggap mereka telah mempublikasikan kecabulan. Saat itu, Little Review memuat episode ke-13, “Nausicaa”. Pada bagian itu, ada adegan Leopold mengunjungi pantai Sandymount Strand dan di situ ia melakukan masturbasi karena menyaksikan seorang perempuan bernama Gerty MacDowell memperbolehkan bagian pahanya dilihat sekilas. Suatu adegan yang bersifat voyeurism.
Pengadilan menyatakan Little Review bersalah. Pemuatan seri Ulysses di Little Review dihentikan. Edisi-edisi majalah itu yang memuat Ulysses pun disita otoritas berwenang. Little Review didenda US$ 50. Di Amerika, upaya penerbitan Ulysses selanjutnya mengalami kendala. Tak ada penerbit yang berani mengambil risiko mempublikasikan Ulysses. Ulysses dianggap sebagai novel berbahaya dan perusak moral. Di luar Amerika, ada upaya-upaya menerbitkan Ulysses secara underground, tapi toh juga mengalami sensor oleh lembaga negara.
Di Prancis, seperti ditulis Cedric Watts dalam pengantar novel Ulysses terbitan Wordsworth Classics pada 2010, Sylvia Beach, pemilik toko buku terkenal Shakespeare & Company di Prancis yang letaknya tak jauh dari Notre Dame, menerbitkan bagian per bagian Ulysses secara berurutan pada 1922-1930. Sementara itu, di Inggris, dermawan Harriet Shaw Weaver mempublikasikan Ulysses melalui penerbit bernama Egoist Press. Ia membayar 200 pound sterling kepada Joyce untuk itu. Weaver mengirim sekitar 500 buku itu ke Amerika, tapi kiriman itu disita otoritas pos. Pada 1923, sastrawan Inggris, John Rodker, berusaha mencetak lagi 500 buku Joyce, tapi sebagian besar dirampas petugas bea-cukai Inggris. Pada 1927, Samuel Roth, yang dikenal di Amerika sebagai penerbit majalah pornografi, menampilkan serial Ulysses dalam majalah barunya,…
Keywords: Irlandia, Seni Kontemporer, Sastra, Pameran Seni, James Joyce, Ulysses, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…