Monumen
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-06-26 / Halaman : / Rubrik : CTP / Penulis :
“KENANG, kenanglah kami…,” kata mereka yang tewas ketika berjuang untuk kemerdekaan, sebagai tergambar dalam sajak Chairil Anwar “Antara Krawang-Bekasi”. Dan ketika Karawang dan Bekasi kehilangan aura masa lalu yang heroik itu, orang pun mendirikan monumen.
Tak jelas sejak kapan manusia mulai membangun monumen. Kata “monumen” berasal dari kata monumentum dalam bahasa Latin, artinya pengingat atau rekaman. Lazimnya di sana terpacak seorang atau lebih pahlawan.
Salah kaprah pun lahir: kita membayangkan pahlawan yang, karena harus dikenang, adalah makhluk yang memberi arah dan tauladan dari sebuah masa yang tak ada lagi.
Padahal tidak. Padahal sebaliknya.
Jika kita baca baik-baik sajak Chairil Anwar, ada yang memukau dari baris-baris ini:
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai-nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan
Kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Di sana tersirat, pahlawan adalah produk hari ini. Mereka yang gugur dalam pertempuran di wilayah antara Karawang dan Bekasi di tahun 1947 tentu tahu mengapa mereka angkat senjata melawan tentara Belanda yang…
Keywords: Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Xu
1994-05-14Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…
Zlata
1994-04-16Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…
Zhirinovsky
1994-02-05Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…