Bapak Arkeologi Itu Telah Pergi
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-07-10 / Halaman : / Rubrik : OBI / Penulis :
PROFESOR Mundardjito mengirimkan pesan WhatsApp kepada saya pada 7 dan 8 Juni lalu. Ketika itu saya sedang bersiap mengikuti pengukuhan guru besar tetap ilmu arkeologi di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI). Pak Otti—demikian beliau akrab disapa—diminta Ketua Departemen Arkeologi FIB UI membuat testimoni untuk pengukuhan saya itu karena dia promotor saya dan kami sering bersama dalam penelitian lapangan. "Saya diminta bikin testimoni buat kamu. Prof Cecep Eka Permana dikenal sebagai seorang arkeolog lapangan (field archaeologist) dan multidisipliner dalam pemikirannya…," demikian isi pesannya.
Beberapa saat setelah pengukuhan saya, Sabtu, 19 Juni lalu, Pak Otti kembali mengirimkan pesan pendek. "Maaf Cecep, asma saya keluar, karena itu saya enggak muncul. Tapi saya dengan kalian bicara," ujarnya. Tidak lama setelah itu, dia menelepon saya dan sambil terbatuk-batuk ngobrol banyak tentang topik pidato saya dan perkembangan arkeologi.
Pada Jumat, 2 Juli lalu, pukul 05.18, melalui nomor WhatsApp Pak Otti, saya mendapat kabar dari menantunya. "Assalamualaikum, Om Cecep. Mohon doanya yang terbaik untuk Bapak. Bapak sedang dirawat di RSCM Kencana karena infeksi paru." Sepulang salat Jumat, saya kembali membuka WhatsApp dan terkejut saat mendapati kabar duka dari teman-teman. Pak Otti telah berpulang pada pukul 12.40. Innalillahi wa innaillaihi rojiun….
Itu detik-detik terakhir komunikasi saya dengan Pak Otti hingga berita wafatnya. Yang perlu saya kenang dari pesan tersebut adalah Pak Otti sangat peduli terhadap murid, teman, kolega, siapa saja. Saya tahu, saat menelepon bolak-balik untuk menulis testimoni itu, dia dalam kondisi tidak sehat. Dia baru terjatuh di kamar mandi. Namun hal itu tidak menjadi rintangan baginya untuk tetap menulis. Setelah mengirimkan testimoninya, dia menelepon saya. "Maaf ya, yang saya tulis terakhir…
Keywords: Universitas Hassanudin,  Unhas, Universitas Gadjah Mada | UGM, Universitas Indonesia | UI, Obituari, Arkeolog Mundardjito, Universitas Udayana , 
Artikel Majalah Text Lainnya
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…