Gotong-royong Penuh Pamrih
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-07-17 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :
HAMPIR sepekan menuai polemik, program Vaksinasi Gotong Royong berbayar untuk individu akhirnya bubar jalan. Pembatalan program itu diumumkan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat sore, 16 Juli lalu. “Presiden telah memberi arahan tegas untuk vaksin berbayar melalui Kimia Farma semua dibatalkan dan dicabut sehingga semua vaksin tetap gratis,” ujar Pramono.
Meski demikian, program Vaksinasi Gotong Royong melalui mekanisme perusahaan tetap berjalan. Menurut Pramono, biaya vaksin Covid-19 ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan. Sedangkan karyawan atau keluarganya tak perlu merogoh kocek.
Program vaksinasi mandiri berbayar diumumkan oleh Direktur Utama PT Kimia Farma Verdi Budidarmo pada Sabtu, 10 Juli lalu. Verdi menyatakan vaksinasi untuk individu itu dimulai Senin, 12 Juli. Layanan vaksinasi itu tersedia di delapan apotek Kimia Farma dengan vaksin merek Sinopharm buatan Cina. Biayanya Rp 439.570 untuk satu kali suntik atau Rp 880 ribu untuk dua kali injeksi. Rencana itu mendadak sontak menuai kritik dari berbagai kalangan. Mengklaim vaksin berbayar diminati masyarakat, Kimia Farma justru mengeluarkan keterangan bahwa program itu ditunda pada hari pelaksanaan.
Sebelum memutuskan pembatalan vaksin berbayar, Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas secara virtual dengan sejumlah anak buahnya untuk membahas penanganan pandemi Covid-19. Hadir dalam pertemuan itu antara lain Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy; Menteri Koordinator Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto; Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin; serta Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.Baca: Pengakuan WNI Dikarantina di Hotel, Mendadak Positif dan Wajib Membayar Belasan Juta Rupiah
Suasana Apotik Kimia Farma usai pembatalan pelaksanaan vaksinasi individu atau vaksinasi berbayar, di kawasan Senen, Jakarta, 12 Juli 2021. TEMPO/Tony Hartawan
Dua pejabat yang mengetahui isi rapat itu bercerita, ketika pembahasan menyentuh soal vaksinasi berbayar, Jokowi sempat meluapkan kedongkolannya terhadap Kimia Farma, yang menjalankan program tersebut. Jokowi, kata dua pejabat tersebut, menilai perusahaan pelat merah itu tidak mensosialisasi program vaksin berbayar dengan baik. Jokowi juga mengungkapkan kekesalannya karena timbul persepsi negatif terhadap vaksinasi yang sedang dijalankan pemerintah.
Seorang pejabat mengatakan Presiden mendapat informasi tentang kritik terhadap vaksin mandiri berbayar dari berbagai pihak. Salah satunya dari intelijen, yang menyebutkan resistansi terhadap program tersebut tinggi. Sejumlah kalangan, dari partai politik, buruh, lembaga swadaya masyarakat, hingga Badan Kesehatan Dunia (WHO), mengkritik rencana tersebut. Deputi Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara Wawan Hari Purwanto tak merespons pesan WhatsApp dan panggilan telepon Tempo. Begitu pula Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Menanggapi kekesalan Presiden Jokowi dalam rapat kabinet terbatas, menurut dua pejabat itu, Menteri BUMN Erick Thohir…
Keywords: Erick Thohir, Budi Gunadi Sadikin, Jokowi, Covid-19, Vaksin Covid-19, Vaksinasi Covid, Vaksinasi Gotong Royong, Vaksin Sinopharm, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…