Di Belakang Saya Para Saintis
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-09-11 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :
KEPALA Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito mengemban tugas penting dalam kunjungan ke Amerika Serikat sejak Sabtu, 11 September lalu. Ia melawat ke Kota Boston, Massachusetts, hingga Kota Houston, Texas, guna menindaklanjuti kerja sama mewujudkan kemandirian vaksin dalam negeri. Di Houston, Penny menyambangi Baylor College of Medicine, lembaga riset vaksin Covid-19 dengan teknologi protein rekombinan. Perusahaan pelat merah PT Bio Farma menggandeng Baylor untuk mengembangkan vaksin badan usaha milik negara.
Penny, 58 tahun, juga mendatangi Northeastern University di Boston, yang menghasilkan banyak peneliti vaksin berbasis messenger ribonucleic acid (mRNA). Kunjungannya ke kampus itu berkaitan dengan kerja sama antara PT Etana Biotechnologies Indonesia dan Walvax Biotechnology asal Cina. PT Etana, yang berbasis di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, akan memproduksi vaksin Covid-19 dengan teknologi mRNA pertama di Tanah Air. “Peneliti-peneliti di perusahaan Cina itu banyak yang berasal dari Northeastern University,” tutur Penny dalam wawancara khusus melalui konferensi video dengan Tempo, Rabu, 8 September lalu.
Penny mengatakan kerja sama dengan lembaga-lembaga riset vaksin di luar negeri sangat krusial agar Indonesia tidak seterusnya bergantung pada vaksin impor. Sejak dihantam pandemi pada Maret 2020, pemerintah telah mendatangkan ratusan juta dosis vaksin berbagai jenis dari berbagai negara.
Indonesia sebenarnya sedang mengembangkan vaksin Merah Putih tapi, dari dua lembaga riset dan empat perguruan tinggi yang menggarapnya, baru Universitas Airlangga yang berkolaborasi dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia yang menunjukkan perkembangan cukup signifikan. “Penelitiannya sudah sampai tahap praklinis tahap kedua dengan hewan uji monyet Macaca,” ujar Penny.
Kepada wartawan Tempo, Setri Yasra, Sapto Yunus, Mahardika Satria Hadi, dan Abdul Manan, Penny menjelaskan perihal pengembangan vaksin di dalam negeri, kerja sama produksi vaksin dengan lembaga riset luar negeri, hingga pengaturan distribusi obat untuk terapi pasien Covid-19. Ia juga menceritakan berbagai tekanan yang dihadapinya berkenaan dengan obat cacing ivermectin, izin penggunaan darurat vaksin Sinovac, sampai vaksin Nusantara yang kontroversial.
Apa tujuan Anda mengunjungi beberapa lembaga riset vaksin Covid-19 di Amerika Serikat?
Tentu untuk pembelajaran. Kami ingin berkomunikasi lebih jauh dengan pengembang Baylor yang mempunyai teknologi vaksin yang dibeli oleh BUMN. Itu akan dikembangkan di sini sehingga kita perlu menyamakan persepsi tentang tahap-tahap prosesnya. Sebab, kita ingin percepatan produksi vaksin juga dan BPOM akan mendampingi prosesnya. Lalu kami juga belajar lebih jauh tentang teknologi mRNA. Ini berkaitan dengan Etana yang produknya akan menjalani uji klinis di Indonesia dan mendapatkan transfer teknologi.
Bagaimana konsep kerja sama dengan Baylor College of Medicine?
Kita membeli teknologinya. Tapi pengembangannya, dalam bentuk penghiliran, bisa dilakukan oleh Bio Farma. Jadi ada kepemilikan Bio Farma. Ini agak berbeda dengan vaksin Merah Putih yang semuanya dari awal. Teknologi dasarnya betul-betul karya anak bangsa. Tapi dari enam lembaga banyak sekali hambatan masing-masing.
Apa saja hambatannya?
Institut Teknologi Bandung, misalnya. Saya sudah melaporkan kepada Pak Luhut (Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan) tentang kondisi ITB. Saya pernah datang ke sana dan berdiskusi. Para peneliti ITB itu punya passion, komitmen, dan hasil riset yang sudah baik. Tapi kondisi fasilitas laboratorium yang dibutuhkan untuk mengembangkan vaksin ke tahap praklinis dan uji klinis yang memenuhi kapasitas BSL-3 (biosafety level 3) tidak ada. Seharusnya…
Keywords: Badan Pengawas Obat dan Makanan | BPOM, Covid-19, Vaksin Nusantara, Penny Lukito, Vaksinasi Covid-19, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…