Garis Merah Dokumen Pandora
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-10-02 / Halaman : / Rubrik : NAS / Penulis :
DELAPAN dokumen terpencar di antara 11,9 juta arsip Pandora Papers. Setiap arsip setebal hampir seratus halaman. Arsip itu memuat korespondensi dan daftar klien Trident Trust—perusahaan finansial yang berkantor di sejumlah negara suaka pajak seperti British Virgin Islands dan Panama.
Di antara ratusan klien itu, tertera nama Airlangga Hartarto dan Gautama Hartarto. Kakak-adik itu tercatat memiliki perusahaan cangkang di British Virgin Islands, yurisdiksi bebas pajak di kawasan Karibia. Airlangga mempunyai dua perusahaan bernama Buckley Development Corporation dan Smart Property Holdings Limited. Adapun perusahaan Gautama satu, Ageless Limited.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua dari kiri) saat kunjungan kerja di Sidowayah, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah,24 September 2021. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Dokumen Pandora Papers berisi bocoran data finansial dari 14 agen perusahaan cangkang di negara suaka pajak. Konsorsium Internasional Jurnalis Investigatif atau International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) memperoleh bocoran data berukuran hampir 3 terabita itu dari sumber anonim. Bersama 600-an jurnalis dari 150 media di 117 negara, Tempo menjadi satu-satunya media di Indonesia yang terlibat dalam proyek kolaborasi Pandora Papers. Dalam dokumen yang dilihat Tempo, Airlangga dan Gautama, anak bekas Menteri Perindustrian, Hartarto Sastrosoenarto, disebut mendirikan perusahaan cangkang sebagai kendaraan investasi serta untuk mengurus dana perwalian dan asuransi. Arsip itu menyebutkan perlu dilakukan uji tuntas (due diligence) terhadap aktivitas perusahaan mereka. Profil Buckley Development bahkan diberi warna merah. Perusahaan ini disebut perlu melengkapi informasi jumlah dan nilai aset yang dimiliki serta tujuan pendirian perusahaan. Dalam lampiran surat elektronik dokumen bertarikh Oktober 2016, anggota staf Trident menyebutkan perusahaan yang berlabel merah dinyatakan sudah tutup lapak.
Airlangga, kini Menteri Koordinator Perekonomian, mengklaim tidak mengetahui pendirian Buckley Development dan Smart Property. Ia pun membantah jika dikatakan berniat mencairkan polis asuransi melalui dua korporasi tersebut. “Tidak ada transaksi itu,” kata Airlangga dalam wawancara khusus dengan Tempo, 31 Agustus lalu. Ketua Umum Partai Golkar itu tak pernah mencantumkan keberadaan Buckley Development dan Smart Property dalam laporan harta kekayaan. Ia hanya mengungkapkan aset tanah, kendaraan, surat berharga, dan giro dalam laporan 2014, empat tahun setelah mendirikan perusahaan cangkang pertamanya di British Virgin Islands. Adapun Gautama sempat menjelaskan kepemilikan Ageless melalui pesan…
Keywords: PT Ciputra Development, Direktorat Jenderal Pajak, Ciputra, Edward Suryadjaya, Airlangga Hartarto, Panama Papers, Luhut Pandjaitan, Pandora Papers, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?