Sang Pembaca Ulang

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-10-09 / Halaman : / Rubrik : OBI / Penulis :


DI antara banyak rekan berkesenian Gunawan Maryanto, tak seorang pun yang terkejut ketika ia akhirnya mendapat sorotan publik menyusul perannya sebagai Wiji Thukul dalam film Istirahatlah Kata-Kata pada 2019. Itu tak jauh berbeda dengan ketika puisi-puisi karya seniman rendah hati tersebut mendapat berbagai penghargaan tertinggi di dunia sastra Indonesia, sejak lebih dari satu dekade yang lampau.
Di balik semua yang tampak sepantasnya itu, di balik kesederhanaan pembawaannya, Gunawan adalah seorang perajin dan pemikir yang merawat sekaligus melampaui batas-batas. Di antara banyak pengarang yang kami kenal, sedikit selain dia yang paling mengerti pentingnya menulis sebagai cara untuk memanjat, pelan dan perlahan-lahan, meniti tebing curam jalan keluar, ke permukaan, setelah jatuh tak berkesudahan di palung duka. Sebagai aktor, tak banyak yang bisa menubuhkan palung itu.
Entah sebagai sutradara, aktor, performer, penyair, pengarang, guru, peneliti, entah perancang program kesenian, Gunawan—lebih dikenal sebagai Cindhil—selalu merawat pendekatan pembacaan-ulang, dengan empati yang halus tapi tajam. Sejak 1999, ia menekuni dan mengadaptasi pendekatan ini, baik di sastra maupun di teater. Awalnya sangat harfiah: ia mendekati suatu bahan dan membacanya berulang-ulang, layaknya sewajarnya seorang pelaku teater, sebelum mulai memilih bagian-bagian tertentu dari bacaan itu dan meletakkannya di bawah mikroskop.
Saat itu, sebagai aktor muda, ia sudah memiliki jam terbang tinggi, yang dikumpulkannya sejak masa sekolah menengah atas. Sebelum akhirnya bergabung dengan Teater Garasi saat kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada pada 1994, ia aktif di Sanggar…

Keywords: Universitas Gadjah Mada | UGMObituariSeniman TeaterCovid-19Sapardi Djoko DamonoWidji Thukul
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…