Tarawangsa, Antara Tasikmalaya Dan Sumedang

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-10-16 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :


Ruwatan Lembur yang berlangsung di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menampilkan berbagai kesenian tradisional tua khas Sunda. Dari seni ketangkasan lais, terebang gebes, beluk, hingga tarawangsa. Acara seni tahunan yang digelar untuk kedua kalinya ini menjadi ikhtiar untuk menjaga kesenian-kesenian tradisional itu dari ancaman kepunahan.
Selain mereportase tarawangsa di Tasikmalaya, Tempo menyajikan pengalaman sineas Gerzon Ron Ayawaila dalam membuat film etnodokumenter tentang tarawangsa di Rancakalong, Sumedang, Jawa Barat, yang disebut-sebut sebagai tempat lahirnya kesenian rakyat khas Sunda itu.

TEMARAM cahaya dari lampu minyak menyamarkan panggung berlatar belakang anyaman bambu yang berdiri di sebuah sudut di Bukit Lestari. Gesekan dawai tarawangsa diiringi dentingan kecapi dan pukulan calung renteng memecah keheningan malam. Lengkingan pesinden terdengar hingga ke beberapa perkampungan di sekitar kawasan perbukitan itu.
Malam itu, hutan bambu dan perkebunan di sekeliling Bukit Lestari, sebuah restoran berkonsep ruang terbuka di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, tak sepi seperti biasanya. Lampu sorot panggung yang berganti-ganti warna menyedot perhatian semua orang yang sebelumnya hanya duduk di saung masing-masing—bangunan kecil dari kayu—di sekitar tempat pertunjukan.
Api lampu minyak di semua ujung tiang bambu yang menjadi penyangga latar belakang panggung bergoyang tertiup angin. Kecapi kecil berdawai tujuh di pangkuan juru kawih Mak Enar mulai dipetik sebagai pengiring lagu “Bubuka”. Di samping kanannya, Abah Oman mulai menggesek tarawangsa—alat musik gesek berdawai dua sejenis rebab—dengan mata hampir terpejam. Di samping kanan Abah Oman, Yana mulai meniup seruling bambu. 

Abah Oman, pemain alat musik tarawangsa. TEMPO/Rommy Roosyana
Lagu pembuka itu berirama cukup tenang. Calung indung di depan Yayan, yang duduk di samping kiri Mak Enar, dipukul dengan ritme pelan. Sajan, yang duduk di sebelah kiri Yayan, memainkan calung anak dengan ritme serupa.
Setelah memainkan empat lagu, Mak Enar melantunkan “Manuk Hejo” sebagai tembang pamungkas. Bunyi tarawangsa, kecapi, dan calung renteng yang bersahutan menciptakan irama gembira hingga menggoda para penonton berjoget di sekitar panggung.
Pertunjukan kesenian tarawangsa oleh sanggar seni Dangiang Budaya dari Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, itu menjadi pentas terakhir dalam perhelatan Ruwatan Lembur yang berlangsung pada Sabtu, 9 Oktober lalu. Acara kesenian yang digelar dengan protokol kesehatan sangat ketat oleh Komunitas Cermin Tasikmalaya di Bukit Lestari itu dimaksudkan untuk menyambut hari jadi Kota Tasikmalaya yang diperingati setiap 17 Oktober. Selain menyajikan pentas kesenian, acara tahunan Ruwatan Lembur yang pada tahun ini diadakan untuk kedua kalinya itu diisi dengan renungan dan refleksi serta permohonan perlindungan kepada Yang Maha Kuasa.
Ketua pelaksana Ruwatan Lembur 2, Ashmansyah Timutiah, menjelaskan bahwa “ngaruwat” yang berasal dari kata “ruwat” atau “ngarawat” dalam bahasa Sunda berarti “merawat”. Acara ngaruwat dalam masyarakat Sunda awalnya hadir sebagai syukuran bumi atau hajat bumi, yang biasa disebut ngaruwat bumi. Ada juga ngaruwat lembur dan sebutan lain. “Kami berharap Ruwatan Lembur ini menjadi spirit hidup buat masyarakat Tasikmalaya, termasuk untuk mampu bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19…

Keywords: Kota TasikmalayaKabupaten TasikmalayaPentas SeniKesenian Endo Suanda Seni TradisiTarawangsa
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…