Kekerasan Papua Dan Highlight Biennale
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-10-16 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
SELONGSONG peluru menyerupai penis menggelambir, menembus celana dalam perempuan Papua. Kebrutalan tentara kian tergambar melalui proyektil berkalung kancut dan bra, tertambat pada dinding ruangan yang gelap.
Pakaian dalam perempuan berserakan di lantai mengelilingi senjata. Gambar ibu dan bayi telanjang melengkapi benda-benda itu. Kesan kekerasan diperkuat gambar hitam-putih puluhan polisi berseragam yang membawa pentungan sedang mengepung seorang warga Papua yang tertelungkup.
Kekejaman terhadap warga Papua juga terlihat pada bedil yang digantung di bawah karya yang terinspirasi patung karwar khas Biak dan topeng kematian Asmat. Ada juga peta pendudukan kolonial Belanda dan penyerobotan kebun pala di Fakfak.
Karya seni instalasi berjudul Koreri Projection itu ciptaan Udeido, kelompok seni yang beranggotakan lima seniman asal Papua. Panitia Biennale Jogja XVI Equator #6 2021 menempatkan karya itu di lantai 1 Jogja National Museum sebagai pintu gerbang bagi pengunjung untuk menikmati 34 karya seniman dalam pameran yang berlangsung pada 6 Oktober-14 November 2021 ini.
Selain ditampilkan di Jogja National Museum, karya seniman dipajang di Museum dan Tanah Liat serta Indie Art House. Di Taman Budaya Yogyakarta, panitia memajang pameran arsip Biennale selama satu dekade.
Biennale memberikan panggung lebih besar untuk seniman Indonesia timur. “Karya seniman Papua yang merekonstruksi kekerasan rasial jadi highlight,” kata kurator Biennale, Ayos Purwoaji, Jumat, 15 Oktober lalu.
Tengoklah mural berjudul Terbungkam berukuran 7 x 12 meter sebagai fasad di dinding halaman Jogja National Museum. Karya Yanto Gombo, anggota Udeido, itu menggambarkan wajah seorang kepala suku yang dikelilingi warga Papua yang tewas. Ada juga penduduk Papua yang sedang…
Keywords: Seni Kontemporer, seniman, Pameran Seni, Seni, jogja biennale 2021, Biennale Jogja, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.