Kongsi Pencari Rezeki
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-10-30 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :
BELASAN mobil bergantian masuk-keluar area laboratorium Genomik Solidaritas Indonesia (GSI Lab) di Cilandak, Jakarta Selatan, pada Sabtu siang, 30 Oktober lalu. Di antara kendaraan itu, sesekali terselip pejalan kaki dan pengendara sepeda motor. Hari itu mereka antre mengikuti tes Covid-19 berupa uji usap antigen ataupun tes reaksi berantai polimerase (PCR).
Hendi Endriana, pegawai swasta di Jakarta Selatan, juga menanti giliran menjalani tes PCR di GSI Lab. “Saya cukup rutin tes PCR di sini karena sering menerima tamu di kantor,” kata Hendi, yang membayar biaya tes Rp 275 ribu.
Didirikan pada April 2020, GSI Lab merupakan unit bisnis di bawah PT Genomik Solidaritas Indonesia. Di situsnya, GSI Lab yang memiliki lima cabang di Jakarta dan sekitarnya menyatakan telah mengadakan lebih dari 700 ribu tes PCR. Dalam akta Genomik tercatat, para pendiri menyetorkan modal sejumlah Rp 2,969 miliar, ekuivalen dengan 2.969 lembar saham.
Sebanyak 242 lembar atau setara dengan Rp 242 juta dipegang oleh dua perusahaan yang terafiliasi dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, yaitu PT Toba Sejahtra dan PT Toba Bumi Energi. Pemilik lain adalah Yayasan Adaro Bangun Energi, yang tercatat memiliki 485 lembar saham.
Yayasan Adaro merupakan organisasi nirlaba di bawah PT Adaro Energy Tbk, yang bergerak di bidang pertambangan. Di Adaro, Garibaldi Thohir—kakak Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir—duduk sebagai presiden direktur dan mengantongi 6,18 persen saham.
Boy—panggilan Garibaldi—mengklaim Adaro berpartisipasi dalam penanganan pandemi sejak wabah Covid-19 muncul pada Maret 2020. Ia menyebutkan Adaro tak berniat mencari keuntungan dan ingin memudahkan masyarakat memperoleh layanan tes usap berbasis PCR. “Adaro berpartisipasi melalui yayasan,” ujar Boy.
Eksekutif Yayasan Adaro, Okty Damayanti, mengatakan kerja sama dengan sejumlah yayasan dan perusahaan bertujuan menyediakan tes PCR…
Keywords: Partai Nasdem, Tomy Winata, Luhut Pandjaitan, Tes Covid-19, Tes PCR, Enggartiasto Lukita, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…