Riset Saja Daripada Ribut
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-11-06 / Halaman : / Rubrik : ILT / Penulis :
ATRAKSI glow atau pertunjukan instalasi lampu pada malam hari di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, memicu protes dari sejumlah kalangan sejak September lalu. Para penolak glow mengkhawatirkan terganggunya ekosistem kebun botani yang sudah berumur 204 tahun itu.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menjelaskan, ide awal glow muncul dari PT Mitra Natura Raya yang menjadi mitra BRIN dalam mengelola Kebun Raya Bogor. Handoko menekankan pentingnya mengkaji dampak lampu penerang dan efek kebisingan suara bagi Kebun Raya Bogor. Dalam wawancara dengan Tempo, Handoko juga menjelaskan perkembangan pengusulan Kebun Raya Bogor sebagai World Heritage Site UNESCO. Tanggapan Anda atas protes soal atraksi glow ini?Protes biasa saja. Kalau tidak protes, bukan akademikus. Saya sudah baca surat protesnya. Sejujurnya saya sendiri tidak langsung terkait dengan itu. Karena itu pengelola kebun raya (PT Mitra Natura Raya). Makanya saya tanya, ini apa? Saya tahu ada rencana glow itu seingat saya sebelum masa pandemi.
Keywords: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), BRIN, Unesco, Kebun Raya Bogor, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ekornya pun Bisa Menembak
1994-05-14Dalam soal ekonomi, rusia bisa dikelompokkan terbelakang. tapi teknologi tempurnya tetap menggetarkan barat. kini rusia…
Ia Tak Digerakkan Remote Control
1994-04-16Seekor belalang aneh ditemukan seorang mahasiswa di jakarta. bentuknya mirip daun jambu. semula ada yang…
Pasukan Romawi pun Sampai ke Cina
1994-02-05Di sebuan kota kecil li-jien, di cina, ditemukan bukti bahwa pasukan romawi pernah bermukim di…