Jorjoran Berburu Dana Hijau

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-11-13 / Halaman : / Rubrik : EB / Penulis :


ZULKIFLI Zaini pamer tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala. Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN itu menceritakan teknologi modern pada pembangkit energi terbarukan berkapasitas 47 megawatt di Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang beroperasi penuh sejak Mei 2019 tersebut. “Rajamandala bukan hanya bukti komitmen Indonesia mewujudkan dunia yang lebih ramah lingkungan, tapi juga memenuhi pilar Sustainable Development Goals, yakni pembangunan lingkungan,” kata Zulkifli, Jumat, 12 November lalu.
PLTA Rajamandala dikembangkan PT Rajamandala Electric Power, perusahaan patungan PT Indonesia Power—anak usaha PLN—dan Kansai Electric Power Company, Jepang. Menggunakan teknologi Vertical Kaplan, turbin pembangkit listrik ini berputar memanfaatkan aliran air keluaran PLTA Saguling yang disalurkan lewat kanal buatan di Sungai Citarum. Itu sebabnya pembangkit ini tergolong sebagai PLTA run-of-river, tak memerlukan waduk seperti umumnya pada PLTA reservoir.
Kini PLTA Rajamandala menjadi unit penopang PLTA Saguling Power Generation O&M Services Unit (POMU), pembangkit dengan kapasitas daya terpasang 844 megawatt di Kabupaten Bandung Barat. Penopang Saguling lain meliputi tujuh subunit, yakni PLTA Bengkok dan Dago, Plengan, Lamajan, Cikalong, Ubrug, Karacak, serta Parakan Kondang. Pembangkit Saguling POMU ini menjadi pemikul beban dasar (baseload) dan penstabil bagi sistem kelistrikan Jawa-Bali.

Penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini (kedua kanan) dan Direktur Jenderal ADB untuk Asia Tenggara Ramesh Subramaniam (kedua kiri) di sela acara Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia, 1 November 2021. Dokumentasi PLN
Bagi PLN, keberadaan PLTA Rajamandala sebagai pembangkit energi terbarukan juga diperlukan untuk mengurangi emisi. "Potensi PLTA masih sangat besar. Ini bisa menjadi peluang untuk mempercepat pencapaian net zero carbon pada 2060," ucap Zulkifli, yang juga mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PLN memang berkepentingan menambah porsi pembangkit ramah lingkungan di tengah besarnya tuntutan terhadap Indonesia agar memenuhi komitmen dalam Perjanjian Paris 2015. Desakan agar pemerintah segera mengurangi penggunaan pembangkit fosil, terutama saat ini yang berbahan bakar batu bara, meningkat. Di sektor energi, pembakaran batu bara di pembangkit listrik tenaga uap adalah penghasil emisi tertinggi kedua setelah pembakaran bahan bakar minyak.
Untuk memenuhi Perjanjian Paris, pemerintah menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030 atau 41 persen jika dibantu pihak luar negeri. Sektor energi menjadi salah satu sasaran pengurangan emisi, yakni mencapai 11 persen—kedua terbesar setelah sektor kehutanan.
Belakangan, dalam Konferensi Perubahan Iklim Ke-26 (

Keywords: PLNPembangkit ListrikBatu BaraEnergi Baru dan Terbarukan | EBTCOP26
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…