Ketawa
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-11-27 / Halaman : / Rubrik : CTP / Penulis :
—sebuah kado yang tak lucu untuk Butet Kartaredjasa
DI layar, di panggung, Arjuna tak pernah tertawa. Wayang itu selalu tegak dengan kepala merunduk dan bibir yang menggariskan diam, mungkin senyum yang sayup. Juga ketika di sekitarnya empat badut istana, para punakawan, menjungkirbalikkan tubuh dan kata-kata.
Di layar, di panggung, Arjuna tak mengacuhkan humor. Ia tak terbawa guyon dan lelucon. Adegan jenaka sepenuhnya dibangun dalang untuk penonton. Dalam pakem wayang, seorang kesatria menyimpan rapat-rapat gelak dan rasa gelinya; dengan itulah mereka menghimpun wibawa. Sebagai kasta, mereka ada untuk menang dan menaklukkan. Dalam Bhagavat Gita, Kresna menyebutkan kesatria mesti memiliki ëà âºhvara, kepemimpinan, dan sifat tangguh, dhá¹âºitiḥ. Tegar dan siaga membentuk karakter kasta ini. Mereka dingin, kalem, angker, waspada. Tak ada saat lengah, tak ada perilaku ugal-ugalan—praktis tak ada sikap yang santai.
Para samurai dalam sejarah Jepang contoh yang lain. Kisah tentang mereka umumnya berada di luar jalur komedi. Dalam film Tujuh Samurai yang terkenal itu sutradara Akira Kurosawa menghadirkan…
Keywords: Butet Kartaredjasa, Wayang, Milan Kundera, Akira Kurosawa, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Xu
1994-05-14Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…
Zlata
1994-04-16Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…
Zhirinovsky
1994-02-05Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…