Sekretaris Jenderal Pdi Perjuangan Hasto Kristiyanto: Ada Yang Menginginkan Pdip Lebih Islami

Edisi: 46/46 / Tanggal : 2018-01-14 / Halaman : 46 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Angelina Anjar Sawitri, ,


KESIBUKAN Hasto Kristiyanto meningkat pada hari-hari terakhir menjelang pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur untuk pemilihan kepala daerah serentak 2018. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini wira-wiri menemui sejumlah pihak, dari Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat; pengurus partai lain; sampai ulama; hingga melakukan safari media.

Hasto antara lain memaparkan alasan partainya memilih bakal calon yang dijagokan memenangi pilkada. Dia juga menangkis serangan terhadap kandidat pilihan partainya, seperti isu pelanggaran moral bakal calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas, dan dugaan keterlibatan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik. "Kami telah mengusulkan, dan kami bertanggung jawab terhadap hal itu," kata Hasto, 51 tahun.

Hasto juga bicara blakblakan soal pemilihan presiden 2019, bakal calon wakil presiden, dan penerus Megawati Soekarnoputri di pucuk pimpinan partai banteng. "Soal kepemimpinan, ada campur tangan Yang di Atas," kata pria yang mengawali karier politiknya di PDIP pada 1999 tersebut.

Jumat pekan lalu, Hasto menyambangi kantor redaksi Tempo, Palmerah, Jakarta. Dia didampingi antara lain oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat Djarot Saiful Hidayat dan Andreas Hugo Pareira serta anggota staf komunikasi PDIP, Putra Nababan. Diskusi dua jam itu dilanjutkan dengan wawancara tambahan oleh wartawan Tempo Angelina Anjar Sawitri dalam perjalanan menuju kantor Dewan Pimpinan Pusat PDIP di Menteng, Jakarta Pusat.

Dari 171 daerah yang menggelar pilkada tahun ini, berapa target kemenangannya?

Setelah Komisi Pemilihan Umum mengumumkan pasangan calon, baru kami petakan. Target tentu ada, tapi harus melihat posisi dinamis, komposisi calon, dan sebagainya.

Apa pelajaran yang PDI Perjuangan ambil dari 44 kekalahan di pemilihan kepala daerah serentak 2017?

Dalam pemilihan kemarin, modal dasar kami memang tidak begitu bagus dibanding pada pilkada serentak 2015. Dari situ, kami melihat tolok ukur kalah-menang secara menyeluruh. Kami melihat jumlah kader yang menjadi kepala daerah. Dibanding pada periode sebelumnya, jumlah anggota PDI Perjuangan yang menjadi kepala daerah naik secara signifikan, dari 211 menjadi 256.

Tapi PDI Perjuangan kalah di daerah yang strategis, seperti DKI Jakarta dan Banten....

Bukan persoalan. Memang dalam politik harus menang terus? Kalah toh hanya lima tahun. Kami bisa konsolidasi, lalu ikut pilkada lagi. Berkompetisi itu harus ditampilkan pada kerjanya, bukan semata pada kemenangannya. Di Jakarta, rakyat bisa melihat bagaimana kinerja Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dibanding Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Bagaimana membandingkannya?…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…