Alexis Yang Terus Eksis
Edisi: 49/46 / Tanggal : 2018-02-04 / Halaman : 42 / Rubrik : INVT / Penulis : TIM INVESTIGASI, ,
PRAKTIK prostitusi masih terus terjadi di Hotel Alexis kendati pemerintah DKI Jakarta tak memperpanjang izin hotel dan griya pijatnya. Gembar-gembor keberhasilan ini pun tak terbukti karena âââ¬ÃÂsurga duniaâââ¬Ã di Alexis hanya berpindah lokasi ke lantai lain yang menyediakan karaoke.
Penelusuran Tempo sejak Januari lalu menunjukkan prostitusi tak hanya terjadi di Alexis. Praktik serupa masih terjadi di tempat hiburan lain, seperti Malio, Classic, Emporium, dan Illigals. Bisnis dunia malam yang turut memberi sumbangan pajak hiburan hingga Rp 769,5 miliar ini begitu terang-benderang dan nyaris tak pernah tersentuh hukum meskipun terjadi banyak pelanggaran, dari jam buka hingga perdagangan manusia. Bahkan, di Illigals, bisnis narkotik bisa terus berjalan. Investigasi ini terselenggara berkat kerja sama Tempo, Tempo Institute, dan Free Press Unlimited.
TIGA puluh menit menjelang hari berganti, ruang karaoke di lantai tiga Hotel Alexis, Ancol, Jakarta Utara, Rabu kedua Januari lalu, jauh dari sepi. Diterangi cahaya temaram dari tiga televisi berukuran besar di tembok, ruang seluas 3 x 6 meter itu riuh semarak dengan suara musik disko. Dua perempuan berambut panjang menggoyangkan kepala, tangan, pinggul, dan kaki mereka ke berbagai penjuru.
Lima lelaki penikmat hiburan malam hadir di ruangan itu. Jesica dan Jenifer- bukan nama asli dua perempuan itu- menarik tangan dua laki-laki di pinggir sofa. Keempatnya berajojing sambil tertawa-tawa. Tak mempedulikan gempuran udara bersuhu 23 derajat dari penyejuk ruangan, Jesica dan Jenifer melepas satu per satu lembaran kain di badan hingga tinggal bersisa kulit.
Hari itu belum genap tiga bulan setelah pemerintah DKI Jakarta mengirim surat pemberitahuan tak memperpanjang izin hotel dan griya pijat Alexis. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat itu terlihat antusias memenuhi janji kampanye untuk menutup Alexis. Anies mengatakan izin Alexis tak diperpanjang karena hotel itu menjadi sarang prostitusi.
Nyatanya, prostitusi masih terjadi di Alexis meskipun tempat spa di lantai lima hingga tujuh, yang disebut-sebut sebagai tempat transaksi jasa pelayanan seksual, telah ditutup. Sejak awal, pengunjung bisa memilih lady companion (LC) yang berderet di ruangan tertutup gorden tipis di belakang resepsionis lantai tiga. Malam itu, sekitar 40 perempuan duduk-duduk di sofa merah.
Lima lelaki itu memutuskan pemilihan perempuan pendamping digelar di ruang karaoke. Cara ini disebut "kontes". "Kami pilih yang paling cantik," kata Hasan, karyawan swasta. Hingga akhirnya, Jesica dan Jenifer terpilih dari sepuluh perempuan yang ikut kontes dadakan itu.
Setelah dua perempuan rampung dengan tari erotis yang digelar selama satu jam, teman Hasan berbisik kepada Jesica. Keduanya kemudian meninggalkan ruangan dan baru kembali satu jam kemudian. Belakangan, lelaki itu bercerita bahwa dia baru saja bercinta dengan Jesica di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.