Mengenang Leon Agusta

Edisi: 49/46 / Tanggal : 2018-02-04 / Halaman : 58 / Rubrik : FL / Penulis : Moyang Kasih Dewimerdeka , ,


KITA hanya melihat layar hitam. Lalu ada suara Paul Agusta di latar belakang. Dengan lembut, ia menyitir sajak demi sajak karangan ayahnya, Leon Agusta, semasa hidup. Tanpa visualisasi gambar, larik-larik puisi Leon justru jadi lebih bersuara dan meninggalkan gema. Yang paling kuat, sajak yang dibacakan Paul pada pengujung film: Akankah esok masih datang pagi/ Membawa salam/ Dari nama yang terabaikan?/ Semua sudah dimaafkan/ Sebab kita pernah bahagia.

Dua baris terakhir puisi "Suasana" yang ditulis Leon pada 2010 itu sekaligus menjadi judul untuk film dokumenter tentang Leon Agusta garapan Paul bersama sutradara asal Jerman, Katia Engel. Sebenarnya Katia sudah mulai mengerjakan film ini bersama Leon sebelum penyair itu berpulang. Setelah kematian Leon pada Oktober 2015 di Padang, Paul, yang juga sutradara, melibatkan diri menyelesaikan tribute untuk ayahnya itu.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Sebuah Film untuk Mutiari dan Lain-Lain
1994-04-30

Sutradara: jim sheridan. skenario: terry george, jim sheridan. aktor: daniel day-lewis, emma thomson, pete postlethwaite.…

M
Madonna, Kejujuran dan Ketelanjangan
1994-01-22

Sutradara: alek keshishian. produksi: propaganda film. resensi oleh: leila s chudori

R
Robin Hood Pelesetan
1994-01-22

Sutradara: mel brooks. skenario: mel brooks, evan chandler, david shapiro. pemain: cari elwes, richar lewis,…