Perginya Sang Bahaduri
Edisi: 51/46 / Tanggal : 2018-02-18 / Halaman : 94 / Rubrik : OBI / Penulis : Denny M.R, ,
HUJAN deras mengguyur Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat, saat jenazah Yockie Suryo Prayogo diturunkan ke liang lahad, Senin sore pekan lalu. Momen dramatis ini mengakhiri perjuangannya setelah sekian lama melawan gerogotan berbagai penyakit. Sejak 15 tahun lalu ia mengidap diabetes, dan pada 2017 kesehatannya terus merosot.
Lelaki kelahiran Demak, Jawa Tengah, pada 14 September 1954 itu juga diketahui mengidap penyakit lever dan sirosis stadium akhir. Ia keluar-masuk rumah sakit, beberapa kali muntah darah, hingga stroke dan sempat tak sadarkan diri. Menurut istrinya, Pratiwi Puspitasari, tim dokter bahkan mengatakan ada tumor di kepala Yockie.
Selama lebih dari empat dekade Yockie terlibat dalam berbagai peristiwa industri musik dalam negeri. Baik sebagai penyanyi, pencipta, pemain keyboard, maupun penata musik. Ia pelaku sekaligus pengkritik keras yang terus-menerus mendorong agar musik Indonesia mendapat tempat sebagai produk budaya, bukan semata-mata alat kapitalis. Hal ini dibuktikannya melalui konser LCLR Plus Yockie Suryo Prayogo di Nusa Indah Theatre, Balai Kartini, Jakarta Selatan, 1 dan 2 Oktober 2015. Pertunjukan yang tidak melibatkan sponsor ini kemudian sukses digelar di sejumlah kota, seperti Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
Yang dimaksud dengan LCLR adalah Lomba Cipta Lagu Remaja, kompetisi pencipta lagu yang pertama kali digagas radio Prambors pada…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…