Akrobat Lahan Raja Sawit

Edisi: 04/47 / Tanggal : 2018-03-25 / Halaman : 44 / Rubrik : INVT / Penulis : TIM INVESTIGASI, ,


BELASAN plang kayu terpacak di jalan utama perkebunan Nagari Maligi, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Sejauh mata memandang, hanya terlihat pohon sawit yang buahnya mulai memerah. Jalannya berlumpur dan berkelok. Semua plang itu berimpitan di sisi kanan jalan. Di sana tertulis lahan itu adalah milik PT Permata Hijau Pasaman Unit II dan perusahaan lain. Plang milik PT Permata Hijau menuliskan peringatan kepada mereka yang nekat mencuri isi kebun dengan ancaman penjara lima tahun dan denda hingga Rp 1 miliar.

Di sisi kiri adalah perkebunan plasma yang dikelola masyarakat bersama PT Permata Hijau. Luasnya mencapai seribuan hektare. Gara-gara lahan itu, seratusan penduduk Nagari-yang berarti desa-Maligi berhari-hari berdemo di kantor perwakilan Grup Wilmar yang juga kantor PT Permata di Pasaman Barat, sejak 9 Maret lalu. "Pada 2007, kebun ini masih plasma bagi warga Maligi. Tapi perusahaan malah menyerahkan kepada kelompok tani lain," ujar tokoh adat Nagari Maligi, Hendro Bara, 59 tahun.

Demo itu menarik perhatian pemerintah pusat. Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan memanggil pejabat di Sumatera Barat. Mereka menggelar pertemuan di kantor Bupati Pasaman Barat, Rabu pekan lalu. Masyarakat awalnya menolak pertemuan itu karena dianggap hanya menguntungkan PT Permata Hijau. "Karena di undangannya terkait dengan konflik sosial. Padahal persoalan kami murni sengketa hukum," kata kuasa hukum warga Nagari Maligi, Zulhendri Hasan. Pertemuan itu diakhiri dengan menelurkan berbagai rekomendasi. Salah satunya mewajibkan PT Permata Hijau mengganti kerugian jika dokumen yang dimiliki masyarakat terbukti valid.

PT Permata Hijau Pasaman adalah milik Grup Wilmar. Grup yang didirikan pengusaha kelahiran Malaysia, Kuok Khoon Hong alias William Kuok, dan berkantor pusat di Singapura ini diperkirakan menguasai 656 ribu hektare kebun sawit di Indonesia. Meski memiliki lahan yang sedikit, mereka menguasai sekitar 30 persen bisnis sawit di Tanah Air lewat kepemilikan kilang, pengolahan, dan transportasi. Persentase ini mengukuhkan Wilmar sebagai salah satu raja sawit di Indonesia.

PT Permata Hijau terjun ke Nagari Sasak dan Maligi sejak 1992. Lewat perkebunan di Pasaman Barat itu, Wilmar mengawali kerajaan bisnis sawitnya di Tanah Air. "(Kebun) di Pasaman Barat ini adalah sejarah Wilmar berdiri di Indonesia," ujar Hendri Saksti, Kepala Operasi Grup Wilmar di Indonesia, awal Maret lalu.

Perkebunan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.