Dokter Terawan Dan Koncokonconya

Edisi: 08/47 / Tanggal : 2018-04-22 / Halaman : 28 / Rubrik : NAS / Penulis : Rusman Paraqbueq, Hendartyo Hanggi, Taufiq Sddiq

DUA jam pertemuan antara Ikatan Dokter Indonesia dan dokter Terawan
Agus Putranto di sebuah ruangan di lantai 2 Hotel Borobudur, Jakarta, pada Jumat dua pekan lalu lebih banyak diisi oleh tetamu lain yang sebenarnya tak berkepentingan. Dari IDI, ada enam anggota Majelis Permusyawaratan Pimpinan. Terawan, yang berpangkat mayor jenderal, ditemani empat perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.

Sedianya forum itu menjadi ajang pembelaan Terawan dari tuduhan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK), yang telah mencabut keanggotaan dokter Angkatan Darat itu dari IDI selama 12 bulan terkait dengan metode ”cuci otak” yang ia kembangkan. Tapi Terawan hanya menggunakan waktu selama setengah jam untuk membela diri.

Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto itu menyanggah empat tuduhan MKEK: telah mengiklankan diri secara berlebihan, tak mengindahkan panggilan MKEK sebanyak enam kali, menarik bayaran dari tindakan yang belum terbukti secara medis, dan menjanjikan kesembuhan bagi pasien ”cuci otak”. Tapi ia tak menampik anggapan bahwa metode terapinya
berbiaya mahal dan belum terbukti klinis.

Di ujung pembelaan, Terawan mengatakan akan menunjukkan bukti atas ucapannya. Ketua Dewan Pakar IDI Abdul Razak Thaha mengatakan organisasinya akan mengklarifikasi bukti-bukti itu sebelum memutuskan lebih jauh nasib Terawan. ”Kami butuh waktu untuk mengambil keputusan,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin pekan lalu.

Terawan mulai menjalankan terapi ”cuci otak” dengan metode digital subtraction
angiography (DSA), tindakan invasif dengan memasukkan zat heparin ke dalam
pembuluh darah, sejak Juli 2013. Berdasarkan pengakuan Terawan kepada sejumlah media, ia sudah menangani ribuan…

Keywords: -

---

Foto Terkait