Maria Alleluya Di Puncak Jalan Salib
Edisi: 08/47 / Tanggal : 2018-04-22 / Halaman : 38 / Rubrik : SN / Penulis : Silvester Petara Hurit, ,
JUMAT, 30 Maret 2018, pukul 08.00, bertempat di halaman Gereja Konga, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, dilangsungkan Jalan Salib Hidup garapan Romo Ino Koten dari Seminari Hokeng. Pertemuan Yesus dengan ibunya, Maria, adalah peristiwa yang paling mengharukan dalam drama jalan salib tersebut. Pengalaman personal antara anak dan ibu dari seluruh umat bertaut di sana. Peristiwa tersebut seakan-akan mengatakan bahwa dalam penatnya hidup dan ketiadaan harapan, umat masih memiliki ibu yang akan menangis bersama mereka. Air matanya menguatkan, menumbuhkan harapan di hati.
Maria adalah refleksi dari indahnya kesetiaan kasih ibu. Pada Maria, orang melihat
wajah ibunya. Jalan salib sesungguhnya menjelaskan intimitas pengalaman yang paling aktual sekaligus purba antara anak dan ibu, manusia dan alam, Tuhan dan umat-Nya. Jalan salib, jalan penderitaan Yesus, menggugah setiap umat akan arti
perjuangan dan pengorbanan diri yang membuat hidup bernilai dan bermakna.
Tak ada yang lebih memahami perasaan hati, pun suka-duka kehidupan seorang
anak selain ibu. Maria bunda Yesus adalah pribadi yang paling memahami jalan duka, jalan salib putranya. Di bawah kayu salib, ia menyaksikan kematian dan memeluk…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.