Rusak Lingkungan, Buntung Perusahaan

Edisi: 08/47 / Tanggal : 2018-04-22 / Halaman : 66 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Khairul Anam., Adam Prireza, Gabriel Wahyu Tutiyoga


ROY tak bisa menyembunyikan kegusaran setelah membuka layar telepon
selulernya. Rabu malam pekan lalu, Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu menerima satu pesan berisi rilis Greenomics Indonesia, lembaga masyarakat yang berfokus di sektor ekonomi
lingkungan. Isinya berupa jumlah kerugian akibat muntahan minyak mentah dari
pipa PT Pertamina (Persero) yang melintang di dasar Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu tiga pekan lalu.

Roy—sapaan Rasio Ridho Sani—senewen karena Greenomics terlalu prematur
mengeluarkan angka kerugian. Ia khawatir angka itu justru mempersulit Kementerian Lingkungan Hidup yang sedang menghitung nilai kerusakan lingkungan karena muntahan minyak Pertamina. ”Kalau tuntutan kami lebih rendah dari angka Greenomics, nanti ribut,” kata Roy di ruang kerjanya, kantor Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta. Sebaliknya, bila nilai kerugian versi Kementerian Lingkungan Hidup lebih tinggi, Roy waswas perbedaan itu menjadi celah untuk mereduksi kredibilitas penghitungan.

Dalam rilisnya, Rabu pekan lalu, Greenomics menyebutkan sebaran muntahan
minyak Pertamina di perairan Teluk Balikpapan setara dengan 20 ribu kali luas Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta. Angka minimal kerugian ekologisnya
US$ 8,27 miliar atau sekitar Rp 110,428 triliun dengan kurs Rp 13.700. Penghitungannya menggunakan pendekatan benefit transfer yang mengacu pada nilai moneter dari berbagai komponen utama ekosistem laut dan mangrove. ”Penghitungan ini memakai metodologi berstandar internasional untuk memberikan perkiraan awal secara cepat,” ujar Vanda Mutia Dewi, Direktur Eksekutif…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…