Sayatan Mini Penangkal Kejang

Edisi: 11/47 / Tanggal : 2018-05-13 / Halaman : 78 / Rubrik : KSH / Penulis : Nur Alfiyah, Artika Rachmi Farmita,


NUR Priati, 40 tahun, merasa lega. Hampir setahun terakhir, kejang yang kerap menyerangnya sejak remaja seperti menghilang. Ia, yang dulu kerap resah lantaran bisa kejang kapan pun, kini bisa leluasa bekerja menjual kerupuk puli di warung-warung tetangga. “Sekarang malah kadang pukul dua pagi sudah mulai menata kerupuk,” ujarnya sambil berkelakar saat dihubungi Tempo, pekan lalu.

Ibu dua anak ini menyandang epilepsi sejak usia 16 tahun. Serangan kejang datang tak kenal waktu. “Kadang-kadang seminggu sekali, kadang lebih sering,” tutur Karti, ibu Nur. Untuk meredamnya, Nur mesti menenggak minimal dua jenis obat tiga kali sehari. Itu pun tak mengenyahkan serangan penyakitnya.

Hingga tahun lalu, dokter menawari Nur operasi. Pada 17 Juni 2017, hari bersejarah itu datang. Dokter mengoperasi kepala Nur dengan metode minim bedah yang baru bernama mini-pterional craniotomy atau bedah epilepsi dengan metode sayatan kecil di kepala. Metode ini diperkenalkan pakar epilepsi dari Surabaya, Neuroscience Institute, dokter spesialis bedah saraf Heri Subianto, di forum Asian-Australian Society for Stereotactic and Functional Neurosurgery Meeting di Taiwan, pertengahan April lalu. Nur adalah satu dari tiga pasien di Indonesia yang baru menjalani operasi ini.

Heri mempelajari metode ini…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Awas, Olahraga dan Rapuh Tulang
1994-05-14

Olahraga keras dan berlebihan bisa mengakibatkan rapuh tulang. pelari maraton, pebalet, atlet dayung, dan pelatih…

D
Dari Mana Raja Singa di Wamena?
1994-04-16

Banyak penduduk pedalaman irian jaya ditemukan mengidap penyakit kelamin. sejumlah pria pernah diundang "pesiar" ke…

C
Cangkok Cara Tegalrejo
1994-04-16

Rumah sakit tegalrejo semarang mencatat sukses mencangkok sumsum penderita talasemia. tanpa transfusi, pasien bisa hidup…