Dua Siska Dan Pemahaman Jihad Anak Muda Kita

Edisi: 14/47 / Tanggal : 2018-06-03 / Halaman : 36 / Rubrik : INVT / Penulis : TIM INVESTIGASI, ,


Sukacita memenuhi rumah Komar Haerudin di Kampung Legok I, Desa Indragiri, Ciamis, Jawa Barat, pada Sabtu malam tiga pekan lalu. Klub sepak bola kesayangannya, Persib Bandung, menggasak Persipura Jayapura 2-0 dalam Liga 1 Go-Jek di Gelora Bandung Lautan Api, yang disiarkan langsung oleh Indosiar.

Bungah hati Komar tak berlangsung lama. Di tengah euforia merayakan kemenangan Persib, telepon selulernya berbunyi. Seorang pamannya memberi tahu dia agar segera membuka WhatsApp dan Facebook. Perasaan Komar langsung tak enak karena si paman tak menjelaskan permintaannya lebih detail.

Begitu Komar membuka WhatsApp, pesan singkat dan foto serta tautan berita memenuhi layarnya. Semua mengabarkan bahwa Siska Nur Azizah, anak perempuan keduanya, ditangkap Detasemen Khusus Antiteror di depan Markas Komando Brigade Mobil di Kepala Dua, Depok, Jawa Barat, yang berjarak 281 kilometer dari rumahnya.

Meski kaget, Komar tak langsung percaya. Kepala Urusan Umum Desa Indragiri ini memberi tahu istrinya, Aah Marpuah, tentang kabar itu. "Mudah-mudahan hoaks," kata Komar kepada istrinya, seperti diulang kepada Tempo pada Rabu pekan lalu.

Belum selesai keduanya menata pikiran yang kalut akibat berita-berita itu, pintu rumahnya terdengar diketuk orang. Pada pukul 9 malam, Desa Indragiri yang terpencil dan berada di tebing bukit itu sudah sangat sepi sehingga ketukan pintu tersebut terdengar sangat keras. Di balik pintu tampak dua orang berdiri, satu memakai seragam polisi dan satunya tentara.

Mereka adalah Kepala Kepolisian Sektor Panawangan Ajun Komisaris Husen Sujana dan petugas Bintara Pembina Desa. Husen mengkonfirmasi kabar yang diterima Komar beberapa menit sebelumnya: "Siska telah ditangkap polisi tadi pagi." Aah Marpuah, yang mendengarnya, langsung pingsan. "Tidak mungkin anak saya seperti itu," ucap Komar, lemas. "Itu bukan ajaran kami."

Komar berusaha meyakinkan Husen bahwa anaknya tak mungkin berbuat senekat itu, hendak menyerang polisi setelah huru-hara kerusuhan di Mako Brimob. Ia meminta Husen menggeledah rumahnya untuk membuktikan ucapannya tersebut. "Tidak ada buku yang aneh-aneh. Di rumah pun tidak ada tingkah dia yang mencurigakan," katanya.

Husen tak menjawab pesan permintaan konfirmasi tentang kedatangannya ke rumah Komar. Sedangkan Kepala Kepolisian Resor Ciamis Ajun Komisaris Besar Bismo Teguh Prakoso membenarkan kabar bahwa anak buahnya datang ke rumah orang tua Siska, tapi menolak mengkonfirmasi cerita Komar. "Urusannya sudah ada di Markas Besar Polri," ujarnya.

l l l

SISKA Nur Azizah tak sendiri ketika dicokok polisi. Ia bersama Dita Siska Millenia, temannya asal Temanggung, yang baru berusia 18 tahun, ketika sejumlah polisi tak berpakaian seragam menyergapnya di Musala Al-Ikhwan Mako Brimob pada Sabtu subuh itu. Mereka tiba di Terminal Kampung Rambutan dengan bus dari Bandung pada pukul 02.30, kemudian naik angkutan kota ke Mako Brimob.

Setiba di sana, mereka mampir ke musala menunggu waktu subuh dan hari terang. "Kami ingin membantu ikhwan-ikhwan di Mako yang kesulitan makanan," kata Siska, 21 tahun.

Ikhwan yang dimaksud Siska…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.